The Environment and Development
Oleh Kelompok 2
Anggraeni Ratna Sari
Azka Azifa
Safira Andrista
10.1 The basic issues
1. Populasi
di dunia bergantung pada lingkungan secara langsung.
2. Kemiskinan
dan penurunan kondisi lingkungan dapat mengakibatkan orang acuh akan lingkungan,
memanfaatkannya dengan sembarangan. Dan berakhir dengan kekurangan.
3. Hal
ini berdampak besar pada negara berkembang karena ongkos revitalisasi,
kesehatan yang tinggi dan menurunkan produktivitas dari sumber daya tersebut.
4. Penyumbang
kerusakan terbesar ialah negara maju dengan kegiatan produksinya, namun
sebaliknya, dampak yang besar akan menyerang negara berkembang.
5. Sayangnya,
biaya yang dikeluarkan oleh lingkungan ini sejak awal tidak dihitung dalam GNI.
Kebutuhan Pembangunan
yang berkelanjutan dan Environmental Accounting
1. Keberlanjutan
pada prinsipnya ialah memenuhi kebutuhan masa kini dengan tidak mengorbankan
kebutuhan yang akan datang.
2. Kekayaan
alam dan bentuk lainnya dari modal dapat saling menggantikan hanya sampai suatu
tingkat tertentu (terbatas). Setelah mencapai tingkat tertentu, capital-kapital
tersebut menjadi komplementer satu sama lain.
3. Pertumbuhan
dam kualitas hidup di masa depan bergantung pada kualitas dari lingkungan. Oleh
karena itu, pemerintah mengimplementasikan “evnvironmental accounting” dalam
kebijakan-kebijakannya.
Populasi, Sumber daya
dan Lingkungan
1. Di
banyak negara miskin, kepadatan penduduk yang terus meningkat turut
berkontribusi dalam degradasi sumber daya yang notabene dibutuhkan penduduk
untuk bertahan hidup.
2. Untuk memeuhi kebutuhan yang terus bertambah di
negara-negara berkembang, perusakan alam harus dihentikan dan sumber daya yang
telah ada produktivitasnya dimaksimalkan agar lebih bermanfaat bagi masyarakat
negara tersebut.
Kemiskinan
dan lingkungan
1.
Kaum
miskin basanya adalah korban utama dari degradasi lingkungan. Mereka biasanya
tinggal di lahan-lahan yag sudah tak layak huni (misalnya tempat berpolusi)
karena lebih murah dan karena tidak mempunyai kekuatan politik untuk
menghentikan polusi di tempat tinggalnya, kaum miskin tidak bisa keluar dari
perangkap kemiskinan yang dialami.
2.
Agar
peraturan tentang lingkungan dapat sukses diberlakukan di negara berkembang, kebijakan
tersebut utamanya harus mementingkan isu-isu tentang ketidaktersediaan lahan,
kemiskinan dan sulitnya akses sumber daya institusional.
Pertumbuhan
vs. Lingkungan
1.
Banyak
yang percaya bahwa seiring pendapatan perkapita meningkat, polusi dan
bentuk-bentuk lain dari degradasi lingkungan pertama-tama akan meningkat, lalu
kemudian menurun membentuk huruf U, pendapat ini dikenal dengan Environtmental Kuznets Curve.
2.
Menurut
pendapat diatas, seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita, masyarakat
akan semakin mempunyai kesadaran dan kemauan untuk membayar perlindungan
lingkungan.
3.
Banyak
negara yang menerapkan kebijakan “Green
Growth” yang melibatkan penggunaan gas eisi yang rendah dalam kegiatan
produksi di negaranya.
Riset membuktikan
bahwa lingkungungan urban memburuk lebih cepat daripada pertambahan populasi
urban, dengan pertambahan biaya marginal untuk lingkungan urba terus bertambah
seiring berjalannya waktu.
Lingkungan
Global dan Ekonomi
1.
Dengan
menggunakan sumber daya secara lebih efisien, sebagian perubahan lingkungan
dapat menjadi menguntungkan, dan sebagian lainnya bisa saja hanya membemankan
sedikit biaya.
2.
Pendanaan
usaha memperbaiki lingkungan seharusnya seperti pengluaran untuk program sosial
lainnya seperti halnya pendidikan, fasilitas keehatan dan ketenagakerjan,
karena implementasinya sangat penting untuk preservasi lingkungan, baik lokal
mauppun global.
3.
Masih
menjadi perdebatan dunia bagaimana biaya preservasi lingkingan ini harus
dibagi-bagi.
Sumber Daya Alam Sebagai Jalur
Keluar dari Kemiskinan
1. Lebih dari setengah porsi penduduk di negera berkembag
ynang aktif secara ekonomi berantung pada pertanian, perburuan, peternakan,
perikanan dan perhutanan.
2.
Di
banyak negara, kaum miskin kehilangan akses mereka ke kekayaan alam yag
dimiliki negaranya, dikarenakan privatisasi ataupun penglola sumber daya yang
korup.
3. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah “pro-poor governance”, yaitu pemberdayaan
kaum miskin dan penegasan hak-hak kaum
miskin.
Pembangunan Desa dan Lingkungan
1. Kebutuhan ekonomi seringnya memaksa petani-petani kecil
untuk meggunakan sumber daya dengan cara yang dapat menyebabkn mereka dapat memenuhi
kebuthan di masa sekarang, namun mengurangi pruktivitas sumber daya untuk masa
yang akan datang.
2.
Faktor-faktor
dalam siklus kemiskinan daerah desa dan kerusakan alam adalah kemiskinan yang
berkepanjagan dan deforestation.
3.
Degradasi
lingkungan yang berawal dari skala lokal dapat dengan cepat menyebar dan
menjadi masalah regional.
4. Bencana-bencana alam yang disebabkan oleh degradasi
lingkungan bisa sangat berdampak pada ekonomi agrikultur baik dalam skala lokal
dan regional.
10.3
Global Warming and Climate Change: Scope, Mitigation, and Adaptation
1. Jangkauan
Masalah
a. The
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengumumkan bahwasanya dampak
dari perubahan lingkungan paling terasa di negara miskin dan berkembang.
b. Konsekuensi
yang didapat ialah gelombang panas, t ute panas, banjir yang berasal dari hujan
deras, kekeringan, kehilangan berbagai jenis hewan, kehilangan pertanian dan
perikanan.
c. Jangkauan
negara :
ü Afrika
Ã
Kekurangan air pada tahun 2020, kerusakan karang.
ü Asia
Ã
angina Tipon. Melelehnya gletser dan kenaikan air laut mengakibatkan banjir
pada musim hujan. Pada musim kekeringan, akan terjadi kekeringan air
mengakibatkan kekurangan air bersih dan produktifitas pertanian menurun.
ü Amerika
Selatan Ã
degradasi lahan dan keanekaragaman hewan dan tumbuhan.
d. Kerusakan
lingkungan akan berpengaruh terhadap seluruh dunia, namun negara termiskin
karena bergantung langsung pada hasil alam, terutama pertanian.
2. Mitigasi
a.
Strategi untuk mengurangi dampak
pengrusakan lingkungan telah dilakukan. Salah satunya ialah usaha untuk
mengurangi gas karbon melalui menggunakan teknologi produksi yang lebih efisien
dan regulasi.
b.
Pembuangan gas karbon berakibat pada
efek rumah kaca.Efek rumah kaca akan dirasakan oleh penduduk di seluruh dunia.
c.
Global warming ini bukan masalah salah
satu dunia saja melainkan semuanya. Tidak hanya negara berkembang saja,
melainkan negara maju sebagai penyumbang emisi terbanyak berusaha mengurangi
tingkat emisinya.
d.
Berbagai perjanjian dan konferensi
dilaksanakan untuk membuat perjanjian tersebut diantara berbagai negara.
3. Adaptasi
a.
Perubahan lingkungan yang signifikan
saat ini tidak bisa dibendung lagi, negara berkembang khususnya dituntut untuk
mengadaptasi prinsip ramah lingkunga untuk pertumbungan yang menguntungkan.
b.
The UNDP mengidentifikasikan bahwa
adaptasi ialah “a process by which strategies to moderate, cope with and take
advantage of the consequences of climatic events are enhanced, developed and
implemented.”
c.
Adaptasi berbentu dua hal:
ü Direncanakan
melalui regulasi dan kebijakan.
ü Otonom
melalui perilaku rumah tangga, pertanian, dan perusahaan.
10.4 Economic Models
and Environmental Issues
1. Sumber
daya kepemilikan pribadi
a.
Kegagalan pasar dapat mengakibatkan
inefisiensi
b.
Hal tersebut terjadi karena
ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien
akibat:
a.
Kegagalan dari persaingan
b.
Keberadaan barang public
c.
Eksternalitas
d.
Informasi yang tidak lengkap
e.
Adanya common goods
c.
Total Benefit adalah total dari seluruh
keuntungan bersih konsumen. Ini akan maksimum apabila marginal cost sama dengan
marginal benefit.
d.
Consumer surplus, produsen surplus –
kemampuan membeli dan menjual baik konsumen atau produsen melebihi harga yang
ditetapkan di pasar.
e.
Scarcity Rent: Apabila barang tersebut
jumlahnya terbatas, maka pemilik factor produksi bisa mengalokasikan penggunaan
untuk sekarang maupun masa depan. Pendapatan yang diterima dengan menaikan
harga relatif dibandingkan harga normal karena jumlahnya yg terbatas dan
pengorbanannya menunda konsumsi barang tersebut.
f.
Hal tersebut dapat dilaksanakan karena
adanya property rights, pengakuan
untuk menggunakan dan memanfaatkan suata benda tangible maupun intangible.
g.
Tercapai dengan 4 kondisi:
a.
Universality
b.
Exclusivity
c.
Transfersability
d.
Enforceability
2. Sumber
daya kepemilikan Umum
a.
Kepemilikan umum ialah publicly owned
dan bebas tersedia untuk semua
b.
neoclassical theory menyarankan that in
the absence of scarcity rents, inefficiencies will arise.
c.
Sebagai contoh ialah kasus lahan
pertanian yang merupakan kepemilikan umum. Perusahaan, untuk meningkatkan
profitnya akan meng-hire pekerja ketika marginal product dari pekerja itu sama
dengan gajinya. Namun, apabila jumlah pekerja t uterus ditingkatkan, maka lahan
tidak mampu memberikan produktivitas yangs sama dan bahkan output yang
cenderung menurun.
3. Publik
goods and Bads
a.
Eksternalitas adalah manfaat maupun
biaya yang ditanggung oleh pihak ke-3.
b.
Internalisasi ialah proses memasukan
biaya dan cost itu kedalam pihak-pihak yang terlibat pda proses ekonomi
tersebut.
c.
Problem public goods #1: Free Rider
10.5 Urban Development
and Environment
1. Environmental
problems and urban slums
a.
Ciri khas : Families work long hours, income is uncertain, and difficult trade-offs
must be made between expenditures on nutrition, medical care, and education.
b.
Tipikal urban slum:
i.
Polusi udara
ii.
Anak-anak keselamatan tidak terjamin
dengan bermain secara bebas dijalan dan dengan lingkungan yang tidak kondusif.
2. Industrialisasi
dan urban air pollution
a.
According
to the World Bank, pollution levels for even the worst quartile of high-income
cities are better than for the best quartile of low-income cities. Indeed, at
higher incomes, it is easier to afford expensive clean technologies.
b.
Hal tersebut mengakibatkan social cost
pada masyarakat, untuk menginternalisasikannya diadakan tax.
3. Problem
kebersihan dan sanitasi.
10.6 Biaya Lokal dan
Global Akibat Perusakan Hutan Hujan
Perubahan
dalam pola penggunaan lahan di negara – negara berkembang saat ini menghasilkan
kontribusi terbesar dalam konsentrasi global gas-gas rumah kaca. Diperkiran bahwa penggundulan
hutan saja berkontribusi atas 20% emisi karbon dioksida di seluruh dunia.
Selain itu, kepunahan yang lebih cepat mengancam biodiversity, dengan sekitar 12% dari spesies burrung, 24% spesies
mamalia, dan 30% spesies ikan dunia berada dalam tahap rentan atau terancam
punah, sebagian besar hidup di hutan hujan.
Dari
mayoritas hutan hujan tropis yang telah dirusak, sekitar 60% arealnya digunakan
untuk pertanian oleh para petani kecil. Di masa lampau, program pemukinan hutan
hujan secara berkala didorong dan didanai oleh pemerintah di beberapa negara
berkembang, sering kali dengan bantuan dari bank pembangunan internasional,
yang membutuhkan banyak biaya dan
menimbulkan kerusakan alam. Diyakini bahwa berkurangnya laju konsentrasi gas rumah kaca dan perlindungan
biodiversity akan memberikan manfaat
bagi setiap orang. Dengan demikian, pelestarian hutan hujan merupakan barang
publik.
Solusi
jangka panjang mencakup penambahan aksesibilitas bahan bakar alternatif,
mengelola skema penebangan kayu yang berkelanjutan, dan menyediakan peluang
ekonomi bagi kalangan miskin yang kini
bergantung pada perambahan areal hutan yang rapuh. Negara-negara berkembang
dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ekonomi hutan hujan mereka dengan
mengelolanya dan dengan mengembangkan pasar alternatif bagi produk hutan hujan
lainnya. Sebagian besar dari kayu yang dibakar untuk membuka lahan budidaya
dapat dipanen untuk tambahan penghasilan.
Komunitas
internasional juga harus membantu upaya pelestarian ini. Dengan mengurangi
hambatan perdagangan bagi barang-barang alternatif yang mengurangi perusakan
lingkungan, negara maju mengurangi ketergantungan negara berkembang akan metode
produksi yang tidak berkelanjutan. Dana untuk pelestarian dan pemeliharaan
hutan huan tropis dibutuhkan untuk menjamin keberhasilan program konservasi
yang menyediakan barang publik global.
Perluasan
penggunaan dan penggundulan hutan merupakan sasaran yang aneh bagi kebijakan
industri, dari sudut pandang fiskal, hal ini memberikan alasan ekonomi yang
rasional untuk menghilangkan subsidi dan kelongggaran pajak untuk melakukan hal
tersebut.
10. 7 Pilihan Kebijakan
bagi Negara-negara Maju dan Negara-negara Berkembang
Apa
yang bisa dilakukan oleh negara-negara berkembang
·
Penetapan harga sumber daya yang layak
Kebijakan penetapan
harga dari pemerintah , termasuk subsidi, yang dapat memperparah kelangkaan
sumber daya atau mendorong metode produksi yang tidak berkelanjutan. Sering
kali program pemerintah yang sebenarnya dirancang untuk mengurangi hidup
penduduk termiskin hanya membuahkan dampak kecil pada kemiskinan dan justru
memperburuk ketimpangan yang ada. Rumah tangga berpendapatan tinggi menjadi
penerima manfaat yang dominan dari subsidi energi, air, dan pertanian yang
bersifat merusak lingkungan. Meski penghapusan subsidi yang tidak tepat relatif
merupakan cara yang tidak memakan biaya untuk melindungi lingkungan, upaya ini
memiliki risiko politik yang tinggi ketika kalangan elite yang berkuasa akan
kehilangan transfer pemerintah yang berharga.
·
Perlibatan masyarakat
Program untuk
memperbaiki kondisi lingkungan kemungkinan besar akan sangat efektif ketika
dijalankan bersama-sama dengan jaringan masyarakat, memastikan rancangan
program konsisten dengan tujuan lokal dan nasional. Pengalaman sejumlah badan
pembangunan menunjukkan bahwa upaya akar rumput lebih efektif biaya karena biasanya
menggunakan alternatif-alternatif berbiaya rendah dan memberikan pekerjaan bagi
penduduk lokal.
·
Hak dan kepemilikan sumber daya yang
lebih jelas
Investasi dalam
sanitasi dan sarana air rumah tangga dan juga perbaikan pada lahan pertanian
sering kali mempresentasikan penghematan seumur hidup bagi kalangan miskin,
dimana dengan hilangnya investasi demikian dapat memberikan konsekuensi ekonomi
yang buruk bagi rumah tangga. Oleh sebab itu, kurangnya jaminan kepemilikan
properti pedesaan atau perkotaan dapat menghambat investasi dalam perbaikan
lingkungan. Legalisasi kepemilikan dapat memperbaiki kondisi kehidupan bagi
kalangan miskin dan meningkatkan investasi pertanian.
·
Program untuk meningkatkan
alternatif-alternatif Ekonomi bagi penduduk miskin
Program pemerintah
perlu untuk membuat kredit dan input-input pertanian yang menambah nilai lahan
dapat diakses oleh petani kecil. Dengan menyediakan peluang ekonomi pedesaan di
luar rumah, pemerintah juga dapat menciptakan kesempatan kerja alternatif
sehingga mereka yang sangat miskin tidak perlu menggarap lahan marginal.
·
Peningkatan status ekonomi perempuan
Perbaikan kesempatan
memperoleh pendidikan bagi perempun serta peningkatan pilihan alternatif
ekonomi mereka akan meningkatkan biaya oportunitas waktu perempuan dan mungkin
dapat menyebabkan penurunan dalam ukuran keluarga yang diinginkan. Pendidikan
yang lebiih baik juga cenderung meningkatkan akses perempuan terhadap informasi
mengenai gizi dan kesehatan anak.
·
Kebijakan pengurangan emisi industri
Sejumlah opsi kebijakan
tersedia bagi pemerintah negara berkembang dengan tujuan untuk mengurangi
polusi, meliputi pajak emisi, izin emisi yang dapat diperdagangkan, kuota, dan
standar. Dua kebijakan pertama lebih efektif, karena cenderung memberikan
imbalan bagi produsen yang lebih efisien, dan lebih mudah diberlakukan. Akan
tetapi justru industri yang dikelola pemerintah sendiri yang paling sulit
diatur.
·
Mengambil sikap proaktif terhadap
perubahan iklim dan perusakan lingkungan
Negara-negara berkembang dapat menerapkan
dan senantiasa memperbaiki sistem
peringatan dini untuk mengantisipasi keadaan darurat lingkungan, mendorong
reboisasi, memulihkan ekosistem penghalang alami, meningkatkan program asuransi
mikro, dan membangun tempat perlindungan badai, penghalang banjir, serta
perlindungan jalan dan jembatan.
Apa
yan g bisa dialkukan oleh negara-negara maju untuk membantu negara berkembang
·
Kebijakan perdagangan
Penghapusan hambatan
perdagangan terhadap ekspor negara berkembang dengan menstimulus pertumbuhan ekonomi di negara berkembang, dan
mendorong pembangunan pedesaannya agar dapat mengurangi kemiskinan absolut
secara signifikan.
·
Pemberian keringanan utang
Pembayan utang yang
besar telah menguras secara drastis dana yang tersedia bagi program-program
sosial domestik pemerintah negara berkembang, termasuk program-program yang
dirancang untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kerusakan lingkungan. Penghapusan utang dapat
digunakan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Dan melalui program
swap utang untuk alam, yaitu penukaran utang luar negeri yang dipegang oleh
suatu organisasi dengan utang domestik dalam jumlah yang lebih besar, yang
digunakan untuk membiayai pelestarian sumber daya alam atau lingkungan di
negara pengutang.
·
Bantuan
pembangunan
Pembangunan baru yang substansial
diperlukan di negara-negara berkembang untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan. Investasi ini akan digunakan untuk berbagai program pengentasan
kemiskinan, menyediakan layanan, dan mendorong pola produksi yang berkelanjutan.
Apa
yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju bagi lingkungan global
Sebagian
besar konsumsi di negara maju yang hanya merupakan pemborosan. Konsumsi yang
bertanggung jawab oleh negara maju bukan
saja akan memberi teladan bagus, namun secara ekologis pun merupakan suatu
keharusan.
·
Pengendalian emisi
Dengan membuktikan
komitmen mereka secara nyata dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih.
Karena mereka masih menjadi pencemar utama laut dan udara, negara-negara maju
harus memimpin dalam perubahan pola produksi global di masa kini dan
mendatang..
·
Penelitian dan pengembangan
Dukungan publik yang
makin meningkat atas regulasi lingkungan yang lebih ketat di negara maju akan
menghasilkan pengembangan teknologi penurunn emisi yang lebih murah dan proses
produksi yang lebih bersih. Saat ini, banyak teknologi bersih masih terlampau
mahal bagi industri negara berkembang. Oleh karena itu, sangat tidak realistis
untuk mengharapkan negara berpendapatan rendah mencapai standar yang berlaku di
negara berpendapatan tinggi. Dengan menjadikan teknologi penurunan emisi yang
lebih bersih dan lebih terjangkau oleh negara berkembang dapat membantu
membatasi sumber utama emisi global.
·
Pembatasan impor
Melalui impor produk
yang sering kali dihubungkan dengan proses produksi yang tidak ramah
lingkungan, negara-negara maju telah menciptakan dampak negatif yang tidak
langsung, namun sangat besar terhadap lingkungan global. Penting pula
dipastikan bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah atau masyarakat
bukanlah proteksionisme tersamar terhadap negara berkembang dan untuk menjamin
bahwa kalangan miskin diberikan peluang untuk memelihara mata pencaharian
mereka melalui kekayaan lingkungan dengan cara yang berkelanjutan dan
adil.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus