Oleh kelompok 4
Adella Noviana A
Khoirul Anwar
Luthfan Fauzan
Sundari Ratnaningrum
Model
Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan
Michael P. Todaro and Stephen C. Smith, Economic Development, 11th
Edition, Ch 4.
4.1 Keterbelakangan sebagai Kegagalan Koordinasi
Pada
awal tahun di abad ke-21 mengedepankan komplementaritas sebagai salah satu
syarat bagi pembangunan yang berhasil. Komplementaritas adalah tindakan yang
dilakukan oleh sebuah perusahaan, pekerja, atau organisasi yang memperkuat
dorongan bagi agen lain untuk melakukan tindakan serupa. Komplementaritas
sering mencakup investasi yang hasilnya bergantung pada investasi yang
dilakukan para agen perekonomian lainnya.
Namun,
bisa saja terjadi kegagalan koordinasi , secara sederhana kegagalan koordinasi
adalah suatu keadaaan ketidakmampuan para agen untuk mengkoordinasikan perilaku
mereka sehingga menimbulkan hasil equilibrium yang membuat semua agen berada
dalam keadaan lebih buruk dibanding dengan situasi lain yang juga merupakan
equilibrium.
Kegagalan
koordinasi yang timbul karena tidak adanya komplementaritas mendorong kebijakan
permerintah untuk melakukan intervens yang lebih besar yang dapat menggerakkan
perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih baik atau bahkan kearah ringkat
pertumbuhan permanen yang tinggi. Sebagai contoh, apabila suatu dorongan besar
telah dilakukan, maka koordinasi pemerintah tidak lagi diperlukan.
Masalah
koordinasi dapat membuat suatu perekonomian berada dalam ekuilibrium yang
buruk, yaitu berada pada tingkatan atau pertumbuhan rata-rata menengah, atau
sekelompok warganya terperangkap pada kemiskinan ekstrem.
Secara
khusus, komplementaritas sering mencakup investasi yang hasilnya bergantung
pada investasi agen lain, beberapa akibatnya meliputi model big push yang menunjukkan
bahwa keputusan produksi yang diambil akan saling menguatkan dan model cincin O
yang memperlihatkan bahwa nilai peningkatan ketrampilan akan bergantung pada
upaya peningkatan serupa oleh agen lain. Dalam kedua kasus itu, sebab akibat
yang bersifat sirkuler daari umpan balik positif merupakan hal yang biasa
keranggak berpikir ini dapat diterapkan untuk menganalisis perangkap pendapatan
menengah (middle income trap).
Saat
keterbelakangan cenderung menetap sepanjang waktu di suatu wilayah hal ini dapat
menyebabkan munculnya perangkap keterbelakangan(under development trap). Dalam
hal ini kebijakan pemerintah dapat mendorong perekonomian dengan intervensi
mendalam(deep intervension) untuk menggerakkan perekonomian kearah equilibrium
yang lebih baik.
4.2 Ekuilibrium Jamak : Pendekatan Diagramatis
Ekuilibrium
jamak adalah kondisi yang menunjukkan adanya lebih dari satu ekuilibirium
Gagasan dasar dari ekulibrium jamak tadalah keuntungan yang diperoleh agen
tertentu dengan tindakan yang dilakukannya akan secara positif tergantung dari
berapa banyak agen lainnya yang diharapkan melakukan tindakan yang sama. Umumnya
nilai utilitas berbagai ekuilibrium tersebut tidaklah sama. Dalam kasus ini
kita menyebut ekuilibrium itu sebagai di peringkat secara Pareto, ketika pihak
berperingkat tinggi dalam ekulibrium itu akan memeberikan utilitas yang lebih
besar kepada setiap orang. Artinya pergerakan ke ekuilibrium itu merupakan
perbaikan pareto yaitu situasi ketika satu atau lebih orang dapat memperoleh
keuntungan tanpa merugikan orang lain. Contoh klasik masalah ini, dalam
pembangunan ekonomi berkaitan dengan mengkoordinasikan keputusan investasi
ketika nilai (tingkat pengembalian) sebuah investasi bergantung kepada
investasi lain atau cakupan investasi lain. Secara umum, apabila investasi yang
menguntungkan tidak dilakukan tanpa koordinasi akan terdapat ekuilibrium jamak
dimana orang-orang yang sama memiliki akses ke sumber daya dan teknologi yang
sama.
4.3 Memulai Pembangunan Ekonomi: Model Dorongan
Besar
Menurut Rostow “Sangat sulit upaya
awal untuk menggerakkan pertumbuhan perekonomian modern dan jauh lebih mudah
mempertahankannya jika pembangunan sudah berjalan.”
Meskipun faktor-faktor penting
telah terpenuhi (sumberdaya manusia, teknologi, peran pemerintah), asumsi
persaingan sempurna tidak berlaku dalam kondisi skala hasil yang semakin
meningkat. Padahal contoh pengalaman
yang sudah terlaksana yaitu Revolusi Industri didapatkan bahwa skala hasil
adalah kunci pembangunan tersebut.
Para ekonom pembangunan menyimpulkan, beberapa
kegagalan pasar mengakibatkan pembangunan ekonomi menjadi sulit dimulai,
khususnya eksternalitas terkait keuangan (pecuniary externality) yaitu dampak
imbasan terhadap biaya atau pendapatan. Ada juga eksternalitas teknologi.
Ada gagasan tentang model dorongan
besar yaitu model yang menjelaskan bagaimana kegagalan pasar dapat menimbulkan
kebutuhan akan perekonomian yang terencana dan kemungkinan juga upaya yang
dicetuskan oleh kebijakan pemerintah agar proses pembangunan ekonomi yang
berlangsung dalam jangka panjang dapat berjalan atau dipercepat. Atau intinya
yaitu kegagalan koordinasi akan menghambat keberhasilan industrialisasi dan
merupakan kendala bagi dorongan pembangunan. Argumen yang dicetuskan oleh
Rosenstein-Rodan ini akan sangat membantu apabila kita mampu mengidentifikasi
situasi yang membutuhkan adanya dorongan besar.
Asumsi-asumsi yang untuk mendukung
adanya dorongan besar (big push): Faktor produksi cuma satu yaitu tenaga kerja,
pembayaran faktor ada dua tipe yaitu sector desa dan sector modern, teknologi,
permintaan domestik, penawaran dan permintaan internasional, struktur pasar.
Asumsi-asumsi inilah yang akan membentuk kondisi terciptanya ekuilibrium jamak.
Kasus lain yang memerlukan dorongan besar yakni: efek intertemporal, efek
urbanisasi, efek infrastruktur, efek pelatihan.
Alasan mengapa sulit mengatasi
kegagalan koordinasi: kegagalan pasar modal, biaya agensi mahal yang memicu
adanya informasi asimetris, kegagalan komunikasi, adanya batasan pengetahuan.
Ringkasan: dalam beberapa kondisi
dapat diketahui bahwa eksternalitas terkait keuangan dalam proses pembangunan
dapat menimbukan ekuilibrium jamak, yang mungkin memerlukan kebijakan dorongan
besar. Contoh nyata dalam proes pe-ngindustrialisasi perusahaan-perusahaan.
4.4 Masalah lanjutan dari Ekuilibrium Jamak
Ø Keunggulan
industri lama yang tidak efisien
·
Industri lama memiliki keunggulan
dibidang pelanggan setia walaupun dengan teknologi lama.
Walaupun dengan teknologi lama
tetapi bisa menghasilkan output lebih besar sehingga biaya rata-rata menjadi
kecil.
·
Industri baru dengan teknologi baru
dapat memperkecil biaya produksi per unit, tetapi belum tentu laku karena belum
memiliki pelanggan. Diperlukan kecukupan modal yang besar untuk keberlangsungan
industri ke depannya. Ini yang menyebabkan banyak negara berkembang terjebak
dalam arus modal yang kurang lancar sehingga industri tidak efektif biaya dan
terbelakang.
Ø Perilaku
dan norma
·
Intinya adalah diperlukan perilaku dan
norma menghargai orang lain (mitra bisnis), tidak serakah dan sikap jujur.
·
Menghindari setiap godaan akan perilaku
korup.
Ø Keterkaitan
(linkage theory)
·
Adalah tentang koordinasi dan komunikasi
yang baik dari masing-masing perusahaan terkait. Mulai dari hubungan yang baik
dengan penyedia barang input, distributor sampai dengan pelanggan pengguna
produk kita. Hubungan siklus produksi dari huu ke hilir ataupun hilir ke hulu.
·
Hubungan baik dengan investor (penyedia
modal) juga harus terbuka sehingga timbal balik yang dihasilkan bersifat
positif
Ø Ketimpangan,
Ekuilibrium jarak, dan Pertumbuhan
·
Jurang ketimpangan antara kaya dan
miskin membuat peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatasi hal ini.
Salah satunya dengan memberi bantuan kredit modal untuk kaum miskin agar mampu
berproduksi dan memperbaiki pendapatannya.
·
Selain itu diperlukan juga bantuan
pendidikan agar kualitas sumber daya manusia kedepannya bisa lebih berkualitas
lebih.
·
Intinya bantuan sumber daya modal dan
sumber daya manusia sangat diperlukan dalam upaya perbaikan pembangunan ekonomi
di Indonesia.
4.5
Teori Cincin
O dari kremer tentang pembangunan ekonomi.
Cincin
O sendiri diambil dari sebuah kejadian pesawat antariksa ulang alik
“Challenger” yang mengalami kecelakaan sebelum sampai tujuannya ke Bulan.
Penyebab dari kecelakaan itu disinyalir akibat kesalahan produksi dari salah
satu komponen pesawat tersebut, kegagalan yang disebabkan hal yang kecil tentu
akan sangat besar dampaknya. Belajar dari kejadian tersebut Micheal Kremer
mengambil sebab kejadian tersebut untuk menciptakan sebuah teori dan menamainya
juga dari kejadian tersebut. Filosofis
dari kesalahan kecil yang mengakibatkan dampak besar yang ditimbulkan maka
muncul pemikiran dari Micheal Kremer dengan teori Cincin O nya yang pokok intinya
adalah sebuah model/fungsi produksi yang menghubungkan elemen elemen dari
masing masing input yang saling melengkapi satu sama lain yang menjadi proses
dari pembentukan suatu output berupa produk. Salah satunya dengan
menitikberatkan pada kualitas masing masing input agar dari kombinasi input
tersebut dapat diciptakan produk yang juga berkualitas.
Kaitannya
dengan pembangunan ekonomi adalah umumnya dapat digambarkan sistem produksi
modern saat ini yang sangat menitikberatkan pada pembagian kerja yang
terspesialisasi pada bidang bidang pekerjaan yang semakin komleks memiliki
keterkaitan satu sama lain. Maka dari itu apabila ada salah satu kecacatan dari
salah satu elemen tersebut maka akan mengakibatkan rusaknya hasil yang itu
inputnya dari kumpulan tersebut.
4.6 Pembangunan Ekonomi Sebagai Penemuan Diri
Ada
asumsi bahwa setiap Negara telah mengetahui keunggulan komparatifnya. Hal
tersebut dikarenakan adanya akses informasi saat ini sudah sangat maju dan juga
didukung dengan teknologi yang canggih. Namun keunggulan komparatif disini
tidak hanya dimiliki Negara dalam satu kesatuan utuh, tak bisa dipisahkan juga
elemen elemen yang ada didalam Negara tersebut. Bahwa setiap individu juga
memiliki keunggulan komparatifnya sendiri sendiri. Maka dari itu akan sangat
beragam sekali dalam suatu Negara produk produk yang dihasilkan setiap
individunya. Menjadi tugas pemerintah untuk mengatur beragamnya produk yang
dihasilkan dalam suatu Negara, kegiatan produksi yang efisien harus dapat
diciptakan agar itu dapat menjadi keunggulan komparatif secara makro dalam
suatu Negara.
4.7 Kerangka Kerja Diagnostik Pertumbuhan
Hausmann-Rodrik-Velasco
Mendorong
investasi yang efisien dan menyebarkan gairah kewirausahaan memainkan peran
penting dalam mengakselerasi dan meningkatkan pembangunan secara luas. Setiap
Negara memiliki kendala dalam upaya mempercepat laju pertumbuhan dan pmbangunan
ekonomi. Kemudian tokoh bernama Hausmann-Rodrik-Velasco membuat suatu pemikiran
untuk menihilkan kendala dalam pertumbuhan ekonomi yang dikenal dengan diagnostic
pertumbuhan. Diagnotik pertumbuhan adalah sebuah kerangka pohon keputusan untuk
mengidentifikasi kendala yang paling membelenggu suatu negara dalam pertumbuhan
ekonomi.
Pada
tahap pohon itu, alnalisis mencoba memilah Negara menjadi Negara-negara yang
masalah utamanya adalah hasil yang rendah dan Negara yang masalahnya adalah
sangat tingginya biaya keuangan. Dilihat dari gambar, inti masalahnya rendahnya
tingkat investasi dan kewirausahaan. Rendahnya pengembalian atau hasil bagi
investor dikarenakan oleh hasil sosial yang rendah dari aktivitas perekonomian
seperti, geografi yang buruk, modal maanusia yang rendah, dan infrastruktur
yang buruk. Selain hasil sosial yang rendah, terdapat faktor appropriabilitas yang rendah yang berarti para investor
tidak dapat meraih bagian yang memadai dari pengembalian atas investasinya.
Masalah appropriabilitas terjadi karena kegagalan pemerintah dan kegagalan
pasar. Kegagalan pasar meliputi, resiko mikro dan resiko makro. Resiko mikro
berkenaan dengan kelemahan lembaga yang fundamental, sedangkan resiko makro
yaitu kegagalan pemerintah untuk menyediakan stabilitas keuangan, moneter, dan
fiskal. Selanjutnya kegagalan pasar masalah yang dihadapi adalah eksternalitas
informasi yang mencakup masalah “penemuan sendiri” yang dikemukakan oleh
Haussman, dan Rodirik serta eksternalitas koordinasi.
Selanjutnya
selain hasil yang rendah dari aktivitas perekonomian, boleh jadi masalahnya
terdapat pada tingginya biaya keuangan yang disebabkan oleh keuangan
internasional yang buruk dan keuangan local yang buruk. Keuangan local yang
buruk terjadi mungkin karena tabungan domestic yang rendah atau perantaraan
yang buruk.
Sebagai
ringkasan, dalam kebijakan pembangunan tidak berlaku ungkapan “satu ukuran
(kebijakan) untuk semua”. Strategi pembangunan ekonomi yang berfokus pada
mobilisasi sumber daya melalui bantuan luar negeri dan arus modal lainnya,
bersamaan
dengan meningkatnya tabungan nasional domestik
mungkin sangat efektif apabila hasil domestik dan appropiabilitas swastanya
tinggi. Sebaliknya, strategi yang berfokus pada liberalisasi pasar dan
mewujudkan perekonomian terbuka boleh jadi akan sangat efektif apabila hasil
sosialnya tinggi dan semua hambatan paling serius bagi appropriasi swasta
hanya disebabkan oleh pajak dan pembatasan yang diterapkan
pemerintah secara berlebihan.
|
0 komentar:
Posting Komentar