Oleh Kelompok 3
Azwar Mahruz
Sredha Prassedya Ikatri
Ardiansyah Yagie Bayu P
Teori-teori
Klasik Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Michael P. Todaro and Stephen C. Smith, Economic Development, 11th
Edition, Ch 3.
Teori-teori Klasik
Pembangunan Ekonomi : Empat Pendekatan
1)
Model
pertumbuhan-tahapan-linear (linear-stages-of-growth
models)
Teori ini muncul sekitar tahun 1950-an
sampai awal 1960-an yang memandang proses pembangunan sebagai serangkaian
tahapan pertumbuhan ekonomi yang berurutan, yang harus dilalui negara yang menjalankan
pemangunan. Pembangunan sebagai paduan dari kuantitas dan kombinasi tabungan,
penanaman modal, dan bantuan asing dalam jumlah yang tepat.
2)
Teori dan pola
perubahan structural (theories and
patterns of structural growth)
Aliran ini menggunakan teori ekonomi
modern dan analisis statistic guna melukiskan proses internal dari perubahan
structural yang harus dialami negara-negara berkembang agar mampu dan berhasil
menciptakan serta mempertahankan pertumbuhan ekonominya.
3)
Revolusi
ketergantungan-internasional (the
international-dependence revolution)
Aliran ini bersifat radikal dan lebih
berorientasi politik. Keterbelakangan negara-negara berkembang sebagai akibat
pola hubungan kekuasaan internasional maupun domestic yang tidak adil,
aspek-aspek ekonomi dan kelembagaan terlalu ketat sehingga sulit diubah, dan
akibat dari perekonomian dan masyarakat yang saling bertentangan. Perhatian
utama teori ini terletak pada pentingnya menyusun kebijakan baru untuk
menghapuskan kemiskinan secara total, menyediakan kesempatan kerja yang
bervariasi, dan mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan.
4)
Kontrarevolusi pasar
bebas neoklasik (the neoclassical,
free-market counterrevolution)
pada
tahun 1980-an sampai awal 1990-an yang paling menonjol adalah teori ini. Teori
ini menekankan pada peranan menguntungkan yang dimainkan oleh pasar-pasar
bebas, perekonomian terbuka, dan privatisasi perusahaan negara yang tidak
efisien dan boros. Kegagalan pembangunan bukan karena factor internal maupun
eksternal, tetapi campur tangan pemerintah yang terlalu besar dalam
perekonomian.
Teori Tahapan Linear
dan Pembangunan Sebagai Pertumbuhan
·
Tahap-tahap pertumbuhan
Rostow
Masyarakat tradisional à penyusunan
kerangka dasar tinggal landas à
tinggal landas à
kematangan ekonomi àkonsumsi
tingkat tinggi
Negara maju seluruhnya telah melampaui
tahapan ke tiga, sementara negara yang berkembang atau negara yang masih
terbelakang baru sampai tahap pertama atau kedua. Salah satu taktik pokok untuk
tinggal landas adalah pengerahan dana tabungan guna menciptakan bekal investasi
dalam jumlah memadai untuk mempercepat laju pertumbuhan.
·
Model pertumbuhan
Harrod-Domar
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi
dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau
stok modal.
Seandainya k (rasio modal-output, missal
3 banding 1) dan s (rasio tabungan) merupakan presentase dari dari output
nasional yang selalu ditabung dan bahwa jumlah investasi baru ditentukan oleh
jumlah tabungan total (S), maka kita dapat kita dapat menyusun model
pertumbuhan ekonomi :
ü Tabungan
(S) adalah bagian dari pendapatan nasional (Y) :
S = sY
ü Investasi
neto (I) adalah perubahan stok modal ( Δ K) :
I = Δ K
K mempunyai
hubungan langsung dengan Y :
K/Y =k atau
ΔK/ΔY=k atau ΔK =kΔY
ü S=I maka
sY =kΔY atau ΔY/Y = s/k (ruas kiri merupakan
tingkat perubahan/pertumbuhan GDP)
tingkat
pertumbuhan GDP ditentukan oleh rasio tabungan yang berbanding positif dan
rasio modal-output yang berbanding negative.
·
Kendala dan batasan
Hambatan utama dalam kemajuan
pembangunan adalah terbatasnya peluang pembentukan modal-modal baru, terutama
di negara miskin. Tetapi hal itu dapat di atasi dengan bantuan/pinjaman luar
negeri.
·
Syarat perlu vs syarat
cukup : berbagai kritik terhadap model tahapan pertumbuhan
Gagasan-gagasan dalam teori tahapan
pertumbuhan tersebut tidak selalu belaku. Alasannya adalah tabungan dan
investasi yang lebih banyak tidak lagi menjadi syarat perlu bagi pertumbuhan
ekoonomi. Dalam kenyataannya tabungan dan investasi belum menjadi syarat cukup
untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Misalkan seperti bantuan Marshall Plan berhasil membuat bangsa-bangsa eropa bangkit pasca
perang dunia 2. Itu karena bangsa-bangsa eropa yang menerima bantuan tersebut
sanggup memenuhi syarat structural, institusional, dan sikap-sikap yang
diperlukan. Tetapi teori ini belum bisa atau gagal mengatasi masalah
pembangunan di negara dunia ketiga karena ktidaksiapan dan ketidaksanggupan
mereka dalam membangun negarannya.
Teori Perubahan
Struktural
Teori perubahan struktural berfokus pada mekanisme yang mengubah
struktur ekonomi domestik mereka dari
penekanan pada subsisten pertanian
yang tradisional ke yang lebih modern. Dua contoh yang representatif terkenal
dari pendekatan perubahan struktural adalah
"surplus tenaga kerja dua sektor" model teoritis W. Arthur Lewis
dan "pola pembangunan" yang merupakan analisis empiris Hollis B.
Chenery dan rekannya
Fokus utama dari model ini adalah
pada kedua proses transfer pegawai dan peningkatan output dan kesempatan kerja di sektor
modern
Lewis membuat dua asumsi tentang sektor
tradisional.
Pertama, ada kelebihan tenaga kerja
dalam arti bahwa MPLA adalah nol, dan semua pekerja pedesaan memiliki output yang sama sehingga upah riil pedesaan akan di rata rata, bukan berdasar pada produk marjinal tenaga kerja (seperti
yang akan menjadi kasus dalam modern sektor). Meskipun model pembangunan dua sektor Lewis sederhana dan secara kasar mencerminkan pengalaman sejarah
pertumbuhan ekonomi di barat,
empat asumsi utamanya tidak sesuai dengan realitas kelembagaan dan ekonomi
sebagian besar negara berkembang kontemporer. Pertama, model ini secara implisit mengasumsikan bahwa laju
transfer tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja di sektor modern sebanding
dengan akumulasi sektor modal tingkat modern. Semakin cepat laju akumulasi
modal, semakin tinggi tingkat pertumbuhan sektor modern dan lebih cepat tingkat
penciptaan lapangan kerja baru. Asumsi model Lewis yang dipertanyakan kedua
adalah gagasan kerja surplus di daerah pedesaan sementara kerja penuh di daerah
perkotaan. Sebagian besar penelitian kontemporer menunjukkan bahwa ada sedikit
sekali tenaga kerja di lokasi pedesaan. Asumsi yang diragukan selanjutnya
adalah gagasan tentang pasar tenaga kerja sektor modern yang kompetitif yang
menjamin keberadaan lanjutan dari upah di perkotaan riil konstan sampai ke
titik di mana pasokan kerja surplus pedesaan habis
Seperti
model Lewis sebelumnya, pola analisis perkembangan perubahan struktural
berfokus pada proses sekuensial seperti melalui struktur ekonomi, industri, dan
kelembagaan ekonomi terbelakang berubah dari waktu ke waktu untuk memungkinkan
industri-industri baru untuk menggantikan pertanian tradisional sebagai mesin
pertumbuhan ekonomi. Empiris analis struktural-perubahan menekankan baik
domestik dan internasional kendala nasional pengembangan. Yang domestik
termasuk ekonomi
kendala ukuran serta kendala
institusional seperti kebijakan pemerintah
dan tujuan. Analisis empiris
perubahan struktural menekankan pada dua kendala terhadap pembangunan yaitu
domestik dan internasional. Yang domestik meliputi kendala ekonomi seperti
ketersediaan sumber daya suatu negara dan penduduknya serta kendala kelembagaan
seperti kebijakan dan tujuan pemerintah. Kendala Internasional tentang
pembangunan meliputi akses ke modal eksternal, teknologi, dan perdagangan
internasional.
Selama tahun
1970-an, model ketergantungan internasional memperoleh peningkatan dukungan,
terutama di kalangan intelektual negara berkembang, sebagai akibat dari
meningkatnya kekecewaan baik dari tahapan dan model perubahan struktural.
Ajaran besar pertama, yang kita sebut model ketergantungan neokolonial, adalah
hasil langsung dari pemikiran Marxis. Ini menunjukkan keberadaan dan kelanjutan
dari keterbelakangan terutama untuk evolusi historis sistem kapitalis internasional
yang sangat tidak merata antara negara miskin-negara kaya. Pendekatan
ketergantungan internasional kedua dan sedikit tidak radikal, yang kita sebut
model paradigma palsu, menunjukkan keterbelakangan dan saran tidak pantas,
bias, dan etnosentris internasional penasihat "ahli" dari lembaga
bantuan negara dan organisasi penyumbang multinasional. Para ahli ini dikatakan
menawarkan model yang kompleks tapi akhirnya menyesatkan pembangunan yang
sering menyebabkan kebijakan yang tidak tepat atau salah. Implisit dalam teori
perubahan struktural dan eksplisit dalam teori ketergantungan internasional
adalah gagasan tentang dunia ganda masyarakat, dari negara-negara kaya dan
negara-negara miskin dan, di negara-negara berkembang, kantong kekayaan dalam
wilayah yang luas dari kemiskinan. Dualisme adalah konsep dibahas secara luas
di bidang ekonomi pembangunan. Ini mewakili keberadaan dan ketekunan divergensi
besar dan bahkan meningkat antara negara kaya dan miskin dan orang-orang kaya
dan miskin pada berbagai tingkatan. Secara khusus, meskipun penelitian terus
dilakukan, konsep tradisional dualisme menghasilkan empat argumen kunci
1. Kumpulan kondisi yang berbeda, yang beberapa
"superior" dan yang lain "inferior", dapat hidup
berdampingan dalam ruang tertentu.
2. Koeksistensi ini bersifat menahun dan tidak hanya
transisi
3. Tidak hanya tingkat superioritas dan inferioritas gagal
menunjukkan tanda-tanda berkurang, tetapi mereka bahkan memiliki kecenderungan
inheren untuk meningkatkan
4. Saling keterkaitan antara unsur-unsur superior dan
inferior, bahwa keberadaan unsur superior tidak sedikit atau tidak ada untuk
menarik elemen rendah, apalagi "menetes ke bawah"
Apapun
perbedaan ideologi mereka, para pendukung ketergantungan neokolonial, paradigma
palsu, dan model dualisme menolak penekanan eksklusif pada teori ekonomi
neoklasik tradisional yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan PDB sebagai
indeks utama pembangunan. Teori Ketergantungan memiliki dua kelemahan utama.
Pertama, meskipun mereka menawarkan penjelasan menarik tentang mengapa banyak
negara miskin tetap terbelakang, mereka memberikan wawasan tentang bagaimana
negara-negara memulai dan mempertahankan pembangunan. Kedua dan mungkin lebih
penting, pengalaman ekonomi aktual negara-negara berkembang yang telah mengejar
kampanye revolusioner nasionalisasi industri dan produksi yang dikelola negara
kebanyakan adalah negatif.
Kontrarevolusi Neoklasik: Fundalisme
Pasar
Pendekatan Pasar Bebas, Pilihan Publik
dan Pendekatan Ramah-Pasar
Bagi negara maju, kontrarevolusi
neoklasik merupakan aliran kebijakan makroekonomi yang lebih mementingkan sisi
penawaran,teori ekspektasi nasional dan gelombang-gelombang swastanisasi
perusahaan-perusahaan milik negara. Bagi negara berkembang, kontrarevolusi
berarti pasar lebih bebas dai campur tangan pemerintah dalam perekonomian
nasional seperti kepemilikan perusahaan, perencanaan secara statis atas
perekonomian nasional dan regulasi pemerintah terhadap aneka kegiatan ekonomi.
Menurut para tokoh kontrarevolusi neoklasik, campur tangan pemerintah yang
berlebihan dalam kegiatan ekonomi menyebabkan penurunan laju pertumbuhan
ekonomi dan menghendaki adanya pasar bebas (free market) dimana naik atau
turunnya harga barang maupun jasa bergantung pada permintaan dan penawaran di
pasar, campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi dibatasi.
Analisis Pasar Bebas
(Freemarket Analysis) menyatakan bahwa pasar-pasar itu sendiri sudah dan selalu
efisien. Pasar produk memberikan sinyal terbaik tentang investasi apa
dan kegiatan apa yang layak dikerjakan untuk menciptakan keuntungan. Pasar
tenaga kerja mampu memberi respons tepat terhadap perkembangan di
sektor-sektor industri penyerap tenaga kerja, produsen tahu apa dan
bagaimana memproduksi agar efisien, harga-harga produk dan faktor input
mencerminkan kelangkaan suatu barang, jasa dan sumber daya.
Teori Pilihan Publik
(Public Choice Theory) dikenal juga pendekatan ekonomi politik baru (new
political economy approach), menyatakan bahwa apa yang dilakukan pemerintah
dalam urusan ekonomi selalu salah. Warga negara memanfaatkan pengaruh politik
untuk mendesak pejabat pemerintah atau politisi guna mengabulkan tuntutan
mereka. Banyak pihak yang mencari keuntungan cepat misalnya dengan membuat
kebijakan pemerintah sedemikian rupa agar memberinya keuntungan dan membatasi
akses pihak lain terhadap sumber daya penting.
Pendekatan ramah terhadap pasar
(Market Friendly Approach) mengakui adanya berbagai kelemahan atau
ketidaksempurnaan pasar (pasar produk maupun pasar faktor) di negara dunia
ketiga seperti keterbatasan dan ketidaksmpurnaan informasi, eksternalitas dalam
pembinaan keahlian/ketrampilan kerja dan pemerintah perlu menjalankan peran
aktif dalam memfasilitasi operasi pasar. Contoh membangun fasilitas pelayanan
kesehatan, mengembangkan lembaga pendidikan, melakukan investasi pada
infrastruktur fisik dan sosial.
Teori
Pertumbuhan Neoklasik Tradisional
Landasan lain dari argumen pasar bebas neoklasik adalah pernyataan bahwa liberalisasi (pembukaan) pasar nasional menarik tambahan negeri dan investasi asing dan akan meningkatkan tingkat akumulasi modal.
Model pertumbuhan neoklasik Solow merupakan pengembangan dari formulasi Harrord Domar dengan menambah faktor kedua yaitu tenaga kerja, serta memperkenalkan variabel independen ketiga yaitu teknologi. Kalau Harrord Domar mengasumsikan skala hasil tetap (constant return to scale) dengan koefisien baku, Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja dan modla jika keduanya dianalisis terpisah. Jika bersamaan, Solow memakai skala hasil tetap.
Landasan lain dari argumen pasar bebas neoklasik adalah pernyataan bahwa liberalisasi (pembukaan) pasar nasional menarik tambahan negeri dan investasi asing dan akan meningkatkan tingkat akumulasi modal.
Model pertumbuhan neoklasik Solow merupakan pengembangan dari formulasi Harrord Domar dengan menambah faktor kedua yaitu tenaga kerja, serta memperkenalkan variabel independen ketiga yaitu teknologi. Kalau Harrord Domar mengasumsikan skala hasil tetap (constant return to scale) dengan koefisien baku, Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja dan modla jika keduanya dianalisis terpisah. Jika bersamaan, Solow memakai skala hasil tetap.
Memakai
fungsi produk agregat standar:
Y= Kɑ(AL)1-ɑ
Y=
produk domestik bruto,, K = persediaan modal (yang mungkin termasuk sumber daya
manusia serta modal fisik), L = tenaga kerja, dan A = produktivitas tenaga
kerja, yang tumbuh pada tingkat eksogen.
Menurut
teori pertumbuhan neoklasik tradisional, hasil pertumbuhan output bersumber
dari satu atau lebih dari tiga faktor: peningkatan kuantitas dan kualitas
tenaga kerja (melalui pertumbuhan penduduk dan pendidikan), peningkatan modal
(melalui tabungan dan investasi), dan penyempurnaan teknologi.
Ekonomi
tertutup (closed
economy) yakni tidak menjalin hubungan dengan pihak luar yang tingkat
tabungannya rendah (hal-hal lain dianggap sama/cateris paribus) dalam jangka
pendek pasti akan mengalami kemajuan lebih lambat dibandingkan dengan yang
memiliki tingkat tabungan yang tinggi.
Ekonomi terbuka (open ceremony) orang-orang ysng mengadakan hubunga perdagangan, investasi asing, dan lain-lain dengan pihak luar akan mengalami kenaikan pendapatan per kapita karena arus modal mengalir deras dari negara kaya ke miskin. Di negara berkembang cenderung membatasi hal ini sehingga pemerintah dikatakan sebagai penghambat pertumbuhan.
Ekonomi terbuka (open ceremony) orang-orang ysng mengadakan hubunga perdagangan, investasi asing, dan lain-lain dengan pihak luar akan mengalami kenaikan pendapatan per kapita karena arus modal mengalir deras dari negara kaya ke miskin. Di negara berkembang cenderung membatasi hal ini sehingga pemerintah dikatakan sebagai penghambat pertumbuhan.
Teori-teori
Pembangunan Klasik: Usaha Mempertemukan Berbagai Perbedaan
Model
pertumbuhan tahapan linear menekankan pentingnya tabungan dan investasi (modal
fisik dan modal manusia) dalam mmbina pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Model
perubahan struktural dua sektor rumusan Lewis, mengedepankan pentingnya
upaya-upaya untuk menganalisis keterkaitan tertentu yang terdapat di antar
sektor pertanian tradisional dengan sektor industri modern.
0 komentar:
Posting Komentar