Introducing
economic development: A Global Perspective
Oleh:
REFIKA TIARA
11/311430/EK/18233
Ekonomika Pembangunan 1
Matriks Summary Chapter 1-5
Apa
Chapter
ini membahas tentang apa itu pembangunan dan pertumbuhan. Pembangunan adalah
suatu proses yang direncanakan untuk tercapainya kesejahteraan. Pertumbuhan
merupakan hasil dari pembangunan. Setiap pembangunan menghasilkan pertumbuhan.
Kenapa
Agar semua orang
mencapai kesejahteraannya.
Bagaimana
Pembangunan
adalah suatu proses untuk tercapainya kesejahteraan. Orang yang sejahtera
adalah yang dapat memenuhi semua kebutuhan primer. Indikator kesejahteraan
ialah happiness. Happiness dapat dicapai dengan melakukan produksi, distribusi
dan konsumsi. Produksi dilakukan seseorang untuk kemudian dapat didistribusikan
menjadi pendapatan, dan pendapatan dibelanjakan menjadi konsumsi.
Contoh kasus
Seorang
penjahit memproduksi pakaian untuk dikonsumsi (digunakan) sendiri, kemudian
didistribusikan (dijual), dari proses distribusi penjahit tersebut mendapatkan
pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk membeli kebutuhan dasar seperti pangan
dan papan. Dengan melakukan produksi dan distribusi, penjahit tersebut dapat
memenuhi kebutuhan lainnya yang artinya penjahit tersebut mencapai
kesejahteraannya.
2.
Comparative
Economic Development
Apa
Chapter
ini membahas karakteristik negara-negara yang membangun dari awal (zaman
tradisional) sampai akhir (zaman modern).
Kenapa
Agar
tercapai pembangunan di suatu negara untuk menyejahterakan masyarakatnya.
Bagaimana
Untuk
mencapai negara yang modern (maju), harus ada hubungan positif antara faktor-faktor
produksi (input) untuk menghasilkan output tertentu. Faktor-faktor produksi
berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, dan modal.
Contoh Kasus
Petani
memproduksi padi dengan faktor produksi: sumber daya alam (tanah/lahan), sumber
daya manusia (pekerja), dan model. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
dia sendiri (mengkonsumsi) dan melakukan distribusi (menyuplai) beras kepada
orang lain (memenuhgi kebutuhan dasar orang lain) yang dapat dijadikan
pendapatan bagi si petani. Pendapatan tersebut dapat dibelanjakan untuk kebutuhan
lain berupa pangan (makanan lauk pauk dsb), sandang (pakaian), dan papan
(tempat tinggal)
3.
Classic
Theory of Economic Growth and Development
Apa
Chapter
ini membahas cara untuk mencapai kesejahteraan dari proses pembangunan (chapter
1 dan chapter 2). Cara yang pertama adalah cara klasik (dasar).
Kenapa
Pembangunan
yang sukses tidak dapat secara otomatis terjadi perlu adanya teori sebagai
alat/cara untuk menyukseskan pembangunan. Kesejahteraan yang menjadi tujuan
pembangunan dapat dicapai melalui cara-cara/teori untuk mengorganisasikan upaya
kita untuk menyukseskan pembangunan tersebut.
Bagaimana
Tahap-tahap
yang harus dilewati negara yang membangun
1. Teori Tahapan Linear
a. Tahap-tahap pertumbuhan
Rostow
Masyarakat tradisional → penyusunan
kerangka dasar tinggal landas → tinggal landas → kematangan
ekonomi → konsumsi tingkat tinggi
b. Model pertumbuhan Harrod-Domar
Model pertumbuhan ini membahas mengenai
pentingnya investasi untuk memacu perekonomian suatu negara.
2. Teori Perubahan Struktural
Transformasi
struktur perekonomian berbasisi sektor pertanian tradisional ke sektor industri
yang lebih modern
3. International
Independency
Model ketergantungan
internasional memandang negara-negara Dunia Ketiga sebagai korban kekakuan
kelembagaan, politik, dan ekonomi baik skala domestik maupun internasional.
Mereka terjebak dalam ketergantungan (dependence) dan dominasi (dominance)
negara-negara kaya.
Kemiskinan di negara-negara
Dunia Ketiga dikaitkan dengan keberadaan dan kebijakan kelompok negara-negara
industri kapitalis.
4. False Paradigma
Keterbelakangan
negara-negara Dunia Ketiga akibat dari tidak tepatnya saran yang diberikan oleh
pakar internasional. Para pembuat kebijakan yang pada umumnya mendapat latihan
dan didikan dari negara-negara maju, menerapkan konsep-konsep asing dan
model-model teoritis yang tidak cocok dan tidak relevan untuk diterapkan di
daerahnya.
5. Mekanisma Pasar
Keterbelakangan negara-negara berkembang
bersumber dari buruknya keseluruhan alokasi sumberdaya yang selama ini bertumpu
pada kebijakan-kebijakan pengaturan harga yang tidak tepat dan adanya campur
tangan pemerintah yang tidak tepat, serta adanya campur
tangan pemerintah yang berlebihan.
Contoh Kasus
Masyarakat Indonesia awalnya merupakan
masyarakat subsisten artinya memproduksi kemudian dikonsumsi sendiri tanpa
didistribusikan sehingga tidak menghasilkan pendapatan. Seiring berjalannya
waktu masyarakat Indonesia mulai menjadi masyarakat modern dengan melakukan
distribusi terhadap apa yang ia produksi, dengan distribusi ini akan
menghasilkan pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk kebutuhan lainnya. Hal
ini bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dengan terpenuhinya semua kebutuhan
dasar.
4. Contemporary Models of Development and Underdevelompment
Apa
Teori pertumbuhan baru yang muncul setelah
kegagalan teori klasik dalam menyukseskan pembangunan. Chapter ini membahas tahapan/cara yang
dilakukan untuk mencapai kesejahteraan dalam pembangunan.
Kenapa
Pembangunan
tidak otomatis terjadi, namun memerlukan upaya sistematis. Dengan adanya
teori-teori ini dapat mengorganisasikan upaya kita untuk menyukseskan
pembangunan. Model kontemporer muncul akibat adanya kekurangan/kegagalan teori
klasik sebelumnya dalam menyukseskan pembangunan.
Bagaimana
Tahap-tahap model kontemporer:
1.
Multiple Equilibria
Ekuilibrium jamak
(multiple equilibria) adalah
kondisi yang menunjukkan adanya lebih dari satu ekuilibirium. Tahap ini
menjelaskan bagaimana orang-orang mencapai titik equilibrium tertentu.
Orang-orang yang melakukan produksi, distribusi dan konsumsi terus-menerus
dalam jumlah yang besar (kerja keras) akan mencapai equilibrium tertinggi.
Sedangkan orang-orang yang tidak bekerja keras artinya tidak melakukan
produksi, distribusi akan berada di titik equilibrium rendah dan mengalami underdevelopment trap yaitu kondisi
ekonomi pada pertumbuhan rendah, atau
sekelompok warganya terperangkap pada kemiskinan ekstrim. Adanya hal ini,
intervensi pemerintah yang mendalam (deep intervension) diperlukan untuk
menggerakkan perekonomian kearah equilibrium yang lebih baik.
2.
The Big Push
Big Push adalah
kebijakan (intervensi) pemerintah yang dilakukan pemerintah pada saat
perekokonomian mengalami gangguan sehingga kebijakan (push) tersebut dapat memperbaiki kondisi perekonomian.
3.
Teori O-Ring
Komponen-komponen
produksi merupakan hal yang penting agar pembangunan yang menyejahterakan dapat
tercapai.
4.
Teori growth diagnostics HRV (Hausmann-Rodrik-Velasco)
Mendorong investasi yang efisien dan
menyebarkan gairah kewirausahaan memainkan peran penting dalam mengakselerasi
dan meningkatkan pembangunan secara luas.
Contoh Kasus
Pada
kasus perusahaan, manajer disuatu perusahaan memberikan dorongan berupa
insentif pada pekerjanya sehingga pekerjanya tersebut lebih efektif dalam
melakukan produksi, kuantitas yang dihasilkan bertambah. Sama halnya dengan
pertumbuhan yang harus dipacu dengan investasi.
5. Proverty, Inequality, and Development
Apa
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang
tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (pembangunan yang gagal) → tidak
tercapai kesejahteraannya.
Ketimpangan adalah suatu keadaan dimana
seseorang dapat hidup sejahtera dengan terpenuhinya semua kebutuhan dari
kebutuhan primer sampai kebutuhan tersier, dan orang lain tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya (tidak sejahtera). Ketimpangan juga dapat diartikan sebagai
keadaan dimana harapan tidak sesuai dengan kenyataan (unhappy).
Sedangkan arti pembangunan adalah proses
terencana untuk mencapai kesejahteraan (semua orang happy). Dengan adanya
kemiskinan atau ketimpangan berarti pembangunan secara menyeluruh tidak
tercapai.
Kenapa
Adanya ketimpangan tidak meratanya distribusi
pendapatan. Kemiskinan terjadi bisa karena seseorang memiliki keterbatasan
dalam melakukan produksi, distribusi sehingga pendapatan yang dihasilkan tidak
sesuai harapan atau tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
Bagaimana
1.
Size distributions (quintiles, deciles)
Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah
penghasilan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga. Cara
mendapatkan penghasilan itu tidak dipermasalahkan. Oleh karena itu para ekonom
cenderung mengurutkan semua individu berdasarkan pendapatan yang diterimanya,
lantas membagi total populasi kedalam beberapa nkelompok atau ukuran. Biasanya
populasi dibagi menjadi 5 kelompok atau kuantil dan 10 kelompok atau desil.
2.
Lorenz curves
Indeks gini seringkali ditampilkan bersamaan
dengan kurva Lorenz, yang menggambarkan hubungan antara pangsa kumulatif
pendapatan dan penduduk. G adalah indeks gini yang diturunkan dari kurva Lorenz
dengan cara membagi daerah yang dibatasi oleh garis diagonal dan kurva Lorenz
dengan total daerah pada segitiga yang lebih rendah
3.
Gini coefficients and aggregate measures of
inequality
Dari semua pengukur ketimpangan, indeks gini
adalah yang paling sering dipakai sebagai indikator ketimpangan. Salah satu
yang menarik dari indeks gini ialah pendekatannya yang sangat langsung terhadap
ukuran ketidakmerataan, memuat perbedaan di antara setiap pasangan pendapatan,
yang sejauh ini merupakan ukuran ketidakmerataan ekonomi yang paling populer. Pada
kenyataannya, pasangan-pasangan yang diobservasi yang dipakai dalam
penghitungan Indeks gini digunakan untuk menghasilkan Kurva Lorenz. Hal ini
dilakukan dengan mem-plot pasangan pangsa (kumulatif) pendapatan dan penduduk
dalam sebuah kotak.
Nilai dari indeks gini berkisar antara 0 sampai
1. Nilai 0 menunjukkan bahwa seluruh pendapatan terbagi secara merata terhadap
seluruh unit masyarakat (perfect equality), sedang nilai 1 berarti seluruh
pendapatan hanya dimiliki oleh satu orang atau satu unit saja pada keseluruhan
distribusi (perfect inequality). Ketimpangan yang rendah mempunyai
nilai indeks gini sebesar 0,4 atau di bawahnya. Ketimpangan yang tinggi apabila
mempunyai indeks gini di atas 0,4 dalam distribusinya.
4.
Functional distributions
Ukuran ini berfokus pada bagian dari pendapatan
nasional yang diterima oleh masing-masing faktor produksi. Relevansi teori
fungsional kurang tajam, karena tidak memperhitungkan peranan dan pengaruh
kekuatan diluar pasar.
Contoh kasus
Orang
desa yang miskin memiliki keterbatasan dalam melakukan produksi misalnya tidak
mempunyai modal yang besar, kemudian orang desa tersebut tidak dapat melakukan
produksi dalam jumlah yang banyak dan menghasilkan output yang sedikit,
sehingga pendapatan yang dihasilkan tidak banyak dan orang tersebut tidak dapat
memenuhi semua kebutuhannya (tidak sejahtera). Sedangkan orang kota yang kaya
dapat melakukan produksi secara besar dengan faktor-faktor produksi yang cukup,
sehingga output yang dihasilkan berlimpah. Oleh karena itu, orang kaya cendurung
akan lebih kaya lagi dan orang miskin akan tetap miskin dengan keterbatasan
faktor produksi yang ia miliki. Ketimpangan di Indonesia saat ini cenderung
tinggi dengan koefisien gini sebesar 0,41. Untuk itu diperlukan intervensi
pemerintah agar pembangunan yang merata dapat tercapai.
0 komentar:
Posting Komentar