Lombok Island
Gambaran Umum
Pulau Lombok adalah sebuah pulau di
kepulauan Sunda Kecil atau Nusa Tenggara yang
terpisahkan oleh Selat Lombok dari Bali di sebelat barat
dan Selat Alas di sebelah timur dari Sumbawa. Pulau ini
kurang lebih berbentuk bulat dengan semacam "ekor" di
sisi barat daya yang panjangnya kurang lebih 70 km. Luas
pulau ini mencapai 5.435 km², menempatkannya pada
peringkat 108 dari daftar pulau berdasarkan luasnya di
dunia. Kota utama di pulau ini adalah Kota Mataram.
Sejarah
Menurut
isi Babad Lombok, kerajaan tertua yang pernah berkuasa di pulau ini
bernama Kerajaan Laeq (dalam bahasa sasak laeq berarti waktu lampau),
namun sumber lain yakni Babad Suwung, menyatakan bahwa kerajaan tertua
yang ada di Lombok adalah Kerajaan Suwung yang dibangun dan dipimpin
oleh Raja Betara Indera. Kerajaan Suwung kemudian surut dan digantikan
oleh Kerajaan Lombok. Pada abad ke-9 hingga abad ke-11 berdiri Kerajaan
Sasak yang kemudian dikalahkan oleh salah satu kerajaan yang berasal
dari Bali pada masa itu. Beberapa kerajaan lain yang pernah berdiri di
pulau Lombok antara lain Pejanggik, Langko, Bayan, Sokong Samarkaton dan
Selaparang.
Kerajaan
Selaparang sendiri muncul pada dua periode yakni pada abad ke-13 dan
abad ke-16. Kerajaan Selaparang pertama adalah kerajaan Hindu dan
kekuasaannya berakhir dengan kedatangan ekspedisi Kerajaan Majapahit
pada tahun 1357.
Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam dan kekuasaannya berakhir pada tahun 1740 setelah ditaklukkan oleh gabungan Kerajaan Karang Asem dari Bali dan Arya Banjar Getas yang merupakan keluarga kerajaan yang berkhianat terhadap Selaparang karena permasalahan dengan raja Selaparang.
Kerajaan Selaparang kedua adalah kerajaan Islam dan kekuasaannya berakhir pada tahun 1740 setelah ditaklukkan oleh gabungan Kerajaan Karang Asem dari Bali dan Arya Banjar Getas yang merupakan keluarga kerajaan yang berkhianat terhadap Selaparang karena permasalahan dengan raja Selaparang.
Geografi
Selat Lombok menandai batas flora dan fauna Asia. Mulai
dari pulau Lombok ke arah timur, flora dan fauna lebih
menunjukkan kemiripan dengan flora dan fauna yang
dijumpai di Australia daripada Asia. Ilmuwan yang
pertama kali menyatakan hal ini adalah Alfred Russel
Wallace, seorang Inggris di abad ke-19. Untuk
menghormatinya maka batas ini disebut Garis Wallace.
Demografi
Sekitar 80% penduduk pulau ini adalah suku Sasak, sebuah
suku bangsa yang masih dekat dengan suku bangsa Bali,
tetapi sebagian besar memeluk agama Islam. Sisa penduduk
adalah orang Bali, Jawa, Tionghoa dan Arab.
Bahasa
Disamping bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
penduduk pulau Lombok (terutama suku Sasak), menggunakan
bahasa Sasak sebagai bahasa utama dalam percakapan
sehari-hari. Di seluruh Lombok sendiri bahasa Sasak
dapat dijumpai dalam empat macam dialek yang berbeda
yakni dialek Lombok utara , tengah, timur laut dan
tenggara. Selain itu dengan banyaknya penduduk suku Bali
yang berdiam di Lombok (sebagian besar berasal dari eks
Kerajaan Karangasem), di beberapa tempat terutama di
Lombok Barat dan Kotamadya Mataram dapat dijumpai
perkampungan yang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa
percakapan sehari-hari.
Pariwisata
Lombok,
menarik tidak hanya karena peralihan di antara Indonesia Asia dan
Australia fauna dan flora zona- atau yang dikenal sebagai garis Wallace,
tetapi dikarenakan oleh dandanan kebudayaan yang memikat,dan berbagai
elemen pencampuran kebudayaan itu sendiri.
Lombok
di kenal dengan" putri cantik yang terTidur". para pengunjung dari
eropa menggambarkannya sebagai "desa perdana yang muda dan yang manis "
jika dipandang dari pojok mata yang gemerlapan. Di satu hal, Lombok
kelihatannya seperti Bali 50 tahun yang lalu.Ini disebabkan bahwa pada
akhir abad ke-17 banyak orang bali yang berdatagan ke lombok dan
masing-masing mempunyai kebudayaan dan peninggalan etniknya sendiri.
Kebudayaan
Lombok dengan kuat dipengaruhi oleh elemen dari luar, khususnya dari
Bali, Jawa (majapahit) dan Goa. pola hiasan elemen Asing meliputi, di
antaranya, lewat keramik Cina dari periode Dynasty Ming.
Pengaruh kebudayaan Sumbawa dan bima dipantulkan di rumah tradisional, pakaian, upacara tradisional dan kepercayaan.
0 komentar:
Posting Komentar