Jumat, 14 November 2014



The Environment and Development
Oleh Kelompok 2
Anggraeni Ratna Sari
Azka Azifa
Safira Andrista


10.1 The basic issues
1.      Populasi di dunia bergantung pada lingkungan secara langsung.
2.      Kemiskinan dan penurunan kondisi lingkungan dapat mengakibatkan orang acuh akan lingkungan, memanfaatkannya dengan sembarangan. Dan berakhir dengan kekurangan.
3.      Hal ini berdampak besar pada negara berkembang karena ongkos revitalisasi, kesehatan yang tinggi dan menurunkan produktivitas dari sumber daya tersebut.
4.      Penyumbang kerusakan terbesar ialah negara maju dengan kegiatan produksinya, namun sebaliknya, dampak yang besar akan menyerang negara berkembang.
5.      Sayangnya, biaya yang dikeluarkan oleh lingkungan ini sejak awal tidak dihitung dalam GNI.


Kebutuhan Pembangunan yang berkelanjutan dan Environmental Accounting
1.      Keberlanjutan pada prinsipnya ialah memenuhi kebutuhan masa kini dengan tidak mengorbankan kebutuhan yang akan datang.
2.      Kekayaan alam dan bentuk lainnya dari modal dapat saling menggantikan hanya sampai suatu tingkat tertentu (terbatas). Setelah mencapai tingkat tertentu, capital-kapital tersebut menjadi komplementer satu sama lain.
3.      Pertumbuhan dam kualitas hidup di masa depan bergantung pada kualitas dari lingkungan. Oleh karena itu, pemerintah mengimplementasikan “evnvironmental accounting” dalam kebijakan-kebijakannya.
Populasi, Sumber daya dan Lingkungan
1.      Di banyak negara miskin, kepadatan penduduk yang terus meningkat turut berkontribusi dalam degradasi sumber daya yang notabene dibutuhkan penduduk untuk bertahan hidup.
2.      Untuk memeuhi kebutuhan yang terus bertambah di negara-negara berkembang, perusakan alam harus dihentikan dan sumber daya yang telah ada produktivitasnya dimaksimalkan agar lebih bermanfaat bagi masyarakat negara tersebut.
Kemiskinan dan lingkungan
1.      Kaum miskin basanya adalah korban utama dari degradasi lingkungan. Mereka biasanya tinggal di lahan-lahan yag sudah tak layak huni (misalnya tempat berpolusi) karena lebih murah dan karena tidak mempunyai kekuatan politik untuk menghentikan polusi di tempat tinggalnya, kaum miskin tidak bisa keluar dari perangkap kemiskinan yang dialami.
2.      Agar peraturan tentang lingkungan dapat sukses diberlakukan di negara berkembang, kebijakan tersebut utamanya harus mementingkan isu-isu tentang ketidaktersediaan lahan, kemiskinan dan sulitnya akses sumber daya institusional.
Pertumbuhan vs. Lingkungan
1.        Banyak yang percaya bahwa seiring pendapatan perkapita meningkat, polusi dan bentuk-bentuk lain dari degradasi lingkungan pertama-tama akan meningkat, lalu kemudian menurun membentuk huruf U, pendapat ini dikenal dengan Environtmental Kuznets Curve.
2.      Menurut pendapat diatas, seiring dengan meningkatnya pendapatan per kapita, masyarakat akan semakin mempunyai kesadaran dan kemauan untuk membayar perlindungan lingkungan.
3.      Banyak negara yang menerapkan kebijakan “Green Growth” yang melibatkan penggunaan gas eisi yang rendah dalam kegiatan produksi di negaranya.
Urban Development dan Lingkungan
 Riset membuktikan bahwa lingkungungan urban memburuk lebih cepat daripada pertambahan populasi urban, dengan pertambahan biaya marginal untuk lingkungan urba terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Lingkungan Global dan Ekonomi
1.      Dengan menggunakan sumber daya secara lebih efisien, sebagian perubahan lingkungan dapat menjadi menguntungkan, dan sebagian lainnya bisa saja hanya membemankan sedikit biaya.
2.      Pendanaan usaha memperbaiki lingkungan seharusnya seperti pengluaran untuk program sosial lainnya seperti halnya pendidikan, fasilitas keehatan dan ketenagakerjan, karena implementasinya sangat penting untuk preservasi lingkungan, baik lokal mauppun global.
3.      Masih menjadi perdebatan dunia bagaimana biaya preservasi lingkingan ini harus dibagi-bagi.

Sumber Daya Alam Sebagai Jalur Keluar dari Kemiskinan
1.      Lebih dari setengah porsi penduduk di negera berkembag ynang aktif secara ekonomi berantung pada pertanian, perburuan, peternakan, perikanan dan perhutanan.
2.      Di banyak negara, kaum miskin kehilangan akses mereka ke kekayaan alam yag dimiliki negaranya, dikarenakan privatisasi ataupun penglola sumber daya yang korup.
3.      Salah satu solusi yang ditawarkan adalah “pro-poor governance”, yaitu pemberdayaan kaum miskin  dan penegasan hak-hak kaum miskin.
Pembangunan Desa dan Lingkungan
1.      Kebutuhan ekonomi seringnya memaksa petani-petani kecil untuk meggunakan sumber daya dengan cara yang dapat menyebabkn mereka dapat memenuhi kebuthan di masa sekarang, namun mengurangi pruktivitas sumber daya untuk masa yang akan datang.
2.      Faktor-faktor dalam siklus kemiskinan daerah desa dan kerusakan alam adalah kemiskinan yang berkepanjagan dan deforestation.
3.      Degradasi lingkungan yang berawal dari skala lokal dapat dengan cepat menyebar dan menjadi masalah regional.
4.      Bencana-bencana alam yang disebabkan oleh degradasi lingkungan bisa sangat berdampak pada ekonomi agrikultur baik dalam skala lokal dan regional.
 10.3 Global Warming and Climate Change: Scope, Mitigation, and Adaptation
1.      Jangkauan Masalah
a.       The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) mengumumkan bahwasanya dampak dari perubahan lingkungan paling terasa di negara miskin dan berkembang.
b.      Konsekuensi yang didapat ialah gelombang panas, t ute panas, banjir yang berasal dari hujan deras, kekeringan, kehilangan berbagai jenis hewan, kehilangan pertanian dan perikanan.
c.       Jangkauan negara        :
ü  Afrika à Kekurangan air pada tahun 2020, kerusakan karang.
ü  Asia à angina Tipon. Melelehnya gletser dan kenaikan air laut mengakibatkan banjir pada musim hujan. Pada musim kekeringan, akan terjadi kekeringan air mengakibatkan kekurangan air bersih dan produktifitas pertanian menurun.
ü  Amerika Selatan à degradasi lahan dan keanekaragaman hewan dan tumbuhan.
d.      Kerusakan lingkungan akan berpengaruh terhadap seluruh dunia, namun negara termiskin karena bergantung langsung pada hasil alam, terutama pertanian.
2.      Mitigasi
a.       Strategi untuk mengurangi dampak pengrusakan lingkungan telah dilakukan. Salah satunya ialah usaha untuk mengurangi gas karbon melalui menggunakan teknologi produksi yang lebih efisien dan regulasi.
b.      Pembuangan gas karbon berakibat pada efek rumah kaca.Efek rumah kaca akan dirasakan oleh penduduk di seluruh dunia.
c.       Global warming ini bukan masalah salah satu dunia saja melainkan semuanya. Tidak hanya negara berkembang saja, melainkan negara maju sebagai penyumbang emisi terbanyak berusaha mengurangi tingkat emisinya.
d.      Berbagai perjanjian dan konferensi dilaksanakan untuk membuat perjanjian tersebut diantara berbagai negara.
3.      Adaptasi
a.       Perubahan lingkungan yang signifikan saat ini tidak bisa dibendung lagi, negara berkembang khususnya dituntut untuk mengadaptasi prinsip ramah lingkunga untuk pertumbungan yang menguntungkan.
b.      The UNDP mengidentifikasikan bahwa adaptasi ialah “a process by which strategies to moderate, cope with and take advantage of the consequences of climatic events are enhanced, developed and implemented.”
c.       Adaptasi berbentu dua hal:
ü  Direncanakan melalui regulasi dan kebijakan.
ü  Otonom melalui perilaku rumah tangga, pertanian, dan perusahaan.

10.4 Economic Models and Environmental Issues
1.      Sumber daya kepemilikan pribadi
a.       Kegagalan pasar dapat mengakibatkan inefisiensi
b.      Hal tersebut terjadi karena ketidakmampuan dari suatu perekonomian pasar untuk berfungsi secara efisien akibat:
a.       Kegagalan dari persaingan
b.      Keberadaan barang public
c.       Eksternalitas
d.      Informasi yang tidak lengkap
e.       Adanya common goods
c.       Total Benefit adalah total dari seluruh keuntungan bersih konsumen. Ini akan maksimum apabila marginal cost sama dengan marginal benefit.
d.      Consumer surplus, produsen surplus – kemampuan membeli dan menjual baik konsumen atau produsen melebihi harga yang ditetapkan di pasar.
e.       Scarcity Rent: Apabila barang tersebut jumlahnya terbatas, maka pemilik factor produksi bisa mengalokasikan penggunaan untuk sekarang maupun masa depan. Pendapatan yang diterima dengan menaikan harga relatif dibandingkan harga normal karena jumlahnya yg terbatas dan pengorbanannya menunda konsumsi barang tersebut.
f.       Hal tersebut dapat dilaksanakan karena adanya property rights, pengakuan untuk menggunakan dan memanfaatkan suata benda tangible maupun intangible.
g.      Tercapai dengan 4 kondisi:
a.       Universality
b.      Exclusivity
c.       Transfersability
d.      Enforceability

2.      Sumber daya kepemilikan Umum
a.       Kepemilikan umum ialah publicly owned dan bebas tersedia untuk semua
b.      neoclassical theory menyarankan that in the absence of scarcity rents, inefficiencies will arise.
c.       Sebagai contoh ialah kasus lahan pertanian yang merupakan kepemilikan umum. Perusahaan, untuk meningkatkan profitnya akan meng-hire pekerja ketika marginal product dari pekerja itu sama dengan gajinya. Namun, apabila jumlah pekerja t uterus ditingkatkan, maka lahan tidak mampu memberikan produktivitas yangs sama dan bahkan output yang cenderung menurun.

3.      Publik goods and Bads
a.       Eksternalitas adalah manfaat maupun biaya yang ditanggung oleh pihak ke-3.
b.      Internalisasi ialah proses memasukan biaya dan cost itu kedalam pihak-pihak yang terlibat pda proses ekonomi tersebut.
c.       Problem public goods #1: Free Rider

10.5 Urban Development and Environment
1.      Environmental problems and urban slums
a.       Ciri khas : Families work long hours, income is uncertain, and difficult trade-offs must be made between expenditures on nutrition, medical care, and education.
b.      Tipikal urban slum:
                                                              i.      Polusi udara
                                                            ii.      Anak-anak keselamatan tidak terjamin dengan bermain secara bebas dijalan dan dengan lingkungan yang tidak kondusif.
2.      Industrialisasi dan urban air pollution
a.       According to the World Bank, pollution levels for even the worst quartile of high-income cities are better than for the best quartile of low-income cities. Indeed, at higher incomes, it is easier to afford expensive clean technologies.
b.      Hal tersebut mengakibatkan social cost pada masyarakat, untuk menginternalisasikannya diadakan tax.
3.      Problem kebersihan dan sanitasi.
10.6 Biaya Lokal dan Global Akibat Perusakan Hutan Hujan
Perubahan dalam pola penggunaan lahan di negara – negara berkembang saat ini menghasilkan kontribusi terbesar dalam konsentrasi global gas-gas  rumah kaca. Diperkiran bahwa penggundulan hutan saja berkontribusi atas 20% emisi karbon dioksida di seluruh dunia. Selain itu, kepunahan yang lebih cepat mengancam biodiversity, dengan sekitar 12% dari spesies burrung, 24% spesies mamalia, dan 30% spesies ikan dunia berada dalam tahap rentan atau terancam punah, sebagian besar hidup di hutan hujan.
Dari mayoritas hutan hujan tropis yang telah dirusak, sekitar 60% arealnya digunakan untuk pertanian oleh para petani kecil. Di masa lampau, program pemukinan hutan hujan secara berkala didorong dan didanai oleh pemerintah di beberapa negara berkembang, sering kali dengan bantuan dari bank pembangunan internasional, yang membutuhkan banyak biaya  dan menimbulkan kerusakan alam. Diyakini bahwa berkurangnya  laju konsentrasi gas rumah kaca dan perlindungan biodiversity akan memberikan manfaat bagi setiap orang. Dengan demikian, pelestarian hutan hujan merupakan barang publik.
Solusi jangka panjang mencakup penambahan aksesibilitas bahan bakar alternatif, mengelola skema penebangan kayu yang berkelanjutan, dan menyediakan peluang ekonomi bagi  kalangan miskin yang kini bergantung pada perambahan areal hutan yang rapuh. Negara-negara berkembang dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ekonomi hutan hujan mereka dengan mengelolanya dan dengan mengembangkan pasar alternatif bagi produk hutan hujan lainnya. Sebagian besar dari kayu yang dibakar untuk membuka lahan budidaya dapat dipanen untuk tambahan penghasilan.
Komunitas internasional juga harus membantu upaya pelestarian ini. Dengan mengurangi hambatan perdagangan bagi barang-barang alternatif yang mengurangi perusakan lingkungan, negara maju mengurangi ketergantungan negara berkembang akan metode produksi yang tidak berkelanjutan. Dana untuk pelestarian dan pemeliharaan hutan huan tropis dibutuhkan untuk menjamin keberhasilan program konservasi yang menyediakan barang publik global.
Perluasan penggunaan dan penggundulan hutan merupakan sasaran yang aneh bagi kebijakan industri, dari sudut pandang fiskal, hal ini memberikan alasan ekonomi yang rasional untuk menghilangkan subsidi dan kelongggaran pajak untuk melakukan hal tersebut.

10. 7 Pilihan Kebijakan bagi Negara-negara Maju dan Negara-negara Berkembang
Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara berkembang
·         Penetapan harga sumber daya yang layak
Kebijakan penetapan harga dari pemerintah , termasuk subsidi, yang dapat memperparah kelangkaan sumber daya atau mendorong metode produksi yang tidak berkelanjutan. Sering kali program pemerintah yang sebenarnya dirancang untuk mengurangi hidup penduduk termiskin hanya membuahkan dampak kecil pada kemiskinan dan justru memperburuk ketimpangan yang ada. Rumah tangga berpendapatan tinggi menjadi penerima manfaat yang dominan dari subsidi energi, air, dan pertanian yang bersifat merusak lingkungan. Meski penghapusan subsidi yang tidak tepat relatif merupakan cara yang tidak memakan biaya untuk melindungi lingkungan, upaya ini memiliki risiko politik yang tinggi ketika kalangan elite yang berkuasa akan kehilangan transfer pemerintah yang berharga.
·         Perlibatan masyarakat
Program untuk memperbaiki kondisi lingkungan kemungkinan besar akan sangat efektif ketika dijalankan bersama-sama dengan jaringan masyarakat, memastikan rancangan program konsisten dengan tujuan lokal dan nasional. Pengalaman sejumlah badan pembangunan menunjukkan bahwa upaya akar rumput lebih efektif biaya karena biasanya menggunakan alternatif-alternatif berbiaya rendah dan memberikan pekerjaan bagi penduduk lokal.
·         Hak dan kepemilikan sumber daya yang lebih jelas
Investasi dalam sanitasi dan sarana air rumah tangga dan juga perbaikan pada lahan pertanian sering kali mempresentasikan penghematan seumur hidup bagi kalangan miskin, dimana dengan hilangnya investasi demikian dapat memberikan konsekuensi ekonomi yang buruk bagi rumah tangga. Oleh sebab itu, kurangnya jaminan kepemilikan properti pedesaan atau perkotaan dapat menghambat investasi dalam perbaikan lingkungan. Legalisasi kepemilikan dapat memperbaiki kondisi kehidupan bagi kalangan miskin dan meningkatkan investasi pertanian.
·         Program untuk meningkatkan alternatif-alternatif Ekonomi bagi penduduk miskin
Program pemerintah perlu untuk membuat kredit dan input-input pertanian yang menambah nilai lahan dapat diakses oleh petani kecil. Dengan menyediakan peluang ekonomi pedesaan di luar rumah, pemerintah juga dapat menciptakan kesempatan kerja alternatif sehingga mereka yang sangat miskin tidak perlu menggarap lahan marginal.
·         Peningkatan status ekonomi perempuan
Perbaikan kesempatan memperoleh pendidikan bagi perempun serta peningkatan pilihan alternatif ekonomi mereka akan meningkatkan biaya oportunitas waktu perempuan dan mungkin dapat menyebabkan penurunan dalam ukuran keluarga yang diinginkan. Pendidikan yang lebiih baik juga cenderung meningkatkan akses perempuan terhadap informasi mengenai gizi dan kesehatan anak.
·         Kebijakan pengurangan emisi industri
Sejumlah opsi kebijakan tersedia bagi pemerintah negara berkembang dengan tujuan untuk mengurangi polusi, meliputi pajak emisi, izin emisi yang dapat diperdagangkan, kuota, dan standar. Dua kebijakan pertama lebih efektif, karena cenderung memberikan imbalan bagi produsen yang lebih efisien, dan lebih mudah diberlakukan. Akan tetapi justru industri yang dikelola pemerintah sendiri yang paling sulit diatur.
·         Mengambil sikap proaktif terhadap perubahan iklim dan perusakan lingkungan
Negara-negara berkembang dapat menerapkan dan senantiasa memperbaiki  sistem peringatan dini untuk mengantisipasi keadaan darurat lingkungan, mendorong reboisasi, memulihkan ekosistem penghalang alami, meningkatkan program asuransi mikro, dan membangun tempat perlindungan badai, penghalang banjir, serta perlindungan jalan dan jembatan.
Apa yan g bisa dialkukan oleh negara-negara maju untuk membantu negara berkembang
·         Kebijakan perdagangan
Penghapusan hambatan perdagangan terhadap ekspor negara berkembang dengan menstimulus  pertumbuhan ekonomi di negara berkembang, dan mendorong pembangunan pedesaannya agar dapat mengurangi kemiskinan absolut secara signifikan.
·         Pemberian keringanan utang
Pembayan utang yang besar telah menguras secara drastis dana yang tersedia bagi program-program sosial domestik pemerintah negara berkembang, termasuk program-program yang dirancang untuk mengentaskan kemiskinan dan mengurangi  kerusakan lingkungan. Penghapusan utang dapat digunakan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Dan melalui program swap utang untuk alam, yaitu penukaran utang luar negeri yang dipegang oleh suatu organisasi dengan utang domestik dalam jumlah yang lebih besar, yang digunakan untuk membiayai pelestarian sumber daya alam atau lingkungan di negara pengutang.
·         Bantuan  pembangunan
Pembangunan baru yang substansial diperlukan di negara-negara berkembang untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Investasi ini akan digunakan untuk berbagai program pengentasan kemiskinan, menyediakan layanan, dan mendorong pola produksi yang berkelanjutan.
Apa yang bisa dilakukan oleh negara-negara maju bagi lingkungan global
Sebagian besar konsumsi di negara maju yang hanya merupakan pemborosan. Konsumsi yang bertanggung jawab  oleh negara maju bukan saja akan memberi teladan bagus, namun secara ekologis pun merupakan suatu keharusan.
·         Pengendalian emisi
Dengan membuktikan komitmen mereka secara nyata dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih. Karena mereka masih menjadi pencemar utama laut dan udara, negara-negara maju harus memimpin dalam perubahan pola produksi global di masa kini dan mendatang..
·         Penelitian dan pengembangan
Dukungan publik yang makin meningkat atas regulasi lingkungan yang lebih ketat di negara maju akan menghasilkan pengembangan teknologi penurunn emisi yang lebih murah dan proses produksi yang lebih bersih. Saat ini, banyak teknologi bersih masih terlampau mahal bagi industri negara berkembang. Oleh karena itu, sangat tidak realistis untuk mengharapkan negara berpendapatan rendah mencapai standar yang berlaku di negara berpendapatan tinggi. Dengan menjadikan teknologi penurunan emisi yang lebih bersih dan lebih terjangkau oleh negara berkembang dapat membantu membatasi sumber utama emisi global.
·         Pembatasan impor
Melalui impor produk yang sering kali dihubungkan dengan proses produksi yang tidak ramah lingkungan, negara-negara maju telah menciptakan dampak negatif yang tidak langsung, namun sangat besar terhadap lingkungan global. Penting pula dipastikan bahwa pembatasan yang diberlakukan oleh pemerintah atau masyarakat bukanlah proteksionisme tersamar terhadap negara berkembang dan untuk menjamin bahwa kalangan miskin diberikan peluang untuk memelihara mata pencaharian mereka melalui kekayaan lingkungan dengan cara yang berkelanjutan dan adil. 



1 komentar: