Kamis, 11 September 2014



Oleh Kelompok 6
 Ahmad Hasbi Mubarak 
                                                                                      Sarasticha Ayu Pamargi 
                                                                                      Hari Yulio 
                                                                                       Nela Navida  
Population Growth and Economic Development:Causes, Consequences and Controversies
Michael P. Todaro and Stephen C. Smith, Economic Development, 11th Edition, Ch 6.


6.1 ISU POKOK: PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KUALITAS HIDUP
Jumlah penduduk dunia pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 6.8 miliar orang. PBB memproyeksikan jumlah penduduk akan mencapai lebih dari 9.2 miliar pada tahun 2050.
Penduduk dunia bertambah lebih dari 75 juta orang tiap tahunnya. Hampir semua pertambahan penduduk neto ini -97%- terjadi di negara-negara berkembang.
Pertanyaan yang benar-benar penting mengenai pertumbuhan penduduk adalah sebagai berikut:
·         Bagaimana situasi kependudukan kontemporer di banyak negara berkembang dapat menunjang atau sebaliknya justru menghambat peluang mereka dalam mewujudkan tujuan pembangunan, bukan hanya bagi generasi sekarang tetapi juga bagi generasi masa depan?
·         Bagimana dampak pembangunan terhadap pertumbuhan penduduk?
 Beberapa isu besar berkenaan dengan pertanyan-pertanyaan dasar itu adalah sebagai berikut:
       Apakah negara-negara berkembang akan mampu memperbaiki taraf hidup penduduknya dengan tingkat pertumbuhan penduduknya, baik sekarang maupun proyeksinya untuk masa depan?
        Bagaimana negara-negara berkembang mampu menanggulangi pertambahan jumlah tenaga kerja yang sedemikian cepat dalam beberapa dasawarsa mendatang? Apakah akan tersedia banyak kesempatan kerja atau sebaliknya tingkat pengangguran akan melambung tinggi?
       Apa saja implikasi tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi terhadap peluang orang-orang miskin dunia untuk mengatasi penderitaan yang mereka alami dalam kemiskinan absolut? Apakah pasokan dan distribusi makanan dunia tidak hanya akan mencukupi kebutuhan jumlah penduduk yang diperkirakan semakin bertambah banyak dalam dasawarsa mendatang tetapi juga memperbaiki tingkat asupan nutrisi sesuau dengan kadar yang dibutuhkan manusia?
       Apakah negara-negara berkembang akan mampu memperluas cakupan dan meningkatkan kualitas sistem pelayanan kesehatan dan pendidikan mereka agar setiap orang dapat memiliki akses pelayanan kesehatan dan pendidikan dasar?
       Adakah hubungan antara kemiskinan dan jumlah anggota keluarga?
       Apakah upaya gigih untuk meningkatkan kemakmuran di kalangan orang kaya telah lebih merusak lingkungan hidup global dan mencederai peningkatan taraf hidup orang-orang miskin dibandingkan dengan peningkatan absolut jumlah orang-orang papa?
6.2 PERTUMBUHAN PENDUDUK: DI MASA LALU,MASA KINI DAN MASA DEPAN
      SEJARAH PERTUMBUHAN PENDUDUK DUNIA
Jumlah penduduk dunia sekarang ini hampir mencapai 7 milyar orang. Di masa lalu, jumlah manusia tidak banyak.  Ketika orang-orang pertama kali mengolah lahan untuk bercocok tanam pada sekitar 12.000 tahun yang lalu, jumlah penduduk dunia diperkirakan tidak lebih dari 5 juta orang.
Untuk hampir seluruh masa keberadaan umat manusia di muka bumi sampai sekitar 300 tahun lalu, pertumbuhan penduduk per tahun tidak jauh dari nol (0.02% atau 20 orang per sejuta). Tentu saja, tingkat pertumbuhan menyeluruh ini tidak stabil; banyak kenaikan dan penurunan akibat bencana alam dan beragam tingkat pertumbuhan di berbagai wilayah.
Kini, tingkat pertumbuhan penduduk dunia tetap menunjukan kenaikan yang tinggi dalam perjalanan sejarah yaitu 1.1 % meskipun lajunya mulai melamban.
Kini hanya diperlukan waktu sekitar 58 tahun atau 2 generasi untuk menambah jumlah penduduk dunia hingga 2 kali lipat. Terlebih lagi,jika pada periode sejak tahun pertama masehi hingga terjadinya revolusi industri dunia memerlukan waktu 1.750 tahun guna menambah jumlah penduduk dunia sebesar 480 juta orang, kini tambahan jumlah orang yang sama hanya memerlukan waktu kurang dari 7 tahun.
Perubahan mendadak dalam tren pertambahan penduduk secara menyeluruh yang diakibatkan naik turunnya jumlah penduduk sangat dipengaruhi oleh kombinasi peristiwa kelaperan, penyakit, kurang nutrisi, wabah, dan lain-lain (yang mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi dan berfluktuasi)
Di abad ke-20, kondisi-kondisi tersebut bisa dikendalikan dengan teknologi dan ekonomi sehingga moralitas manusia sekarang mencapai titik terendahnya dalam sejarah eksistensi manusia.


todaro
 








      STRUKTUR PENDUDUK DUNIA
todaro                Distribusi penduduk dunia sangat tidak merata menurut wilayah geografi, tingkat fertilitas dan mortilitas, serta struktur usia.






      TREN FERTILITAS DAN MORTALITAS
                Secara kuantitatif, tingkat pertambahan penduduk (rate of population increase) diukur sebagai persentase pertambahan (pengurangan) relatif neto dari jumlah penduduk per tahun karena pertambahan alamiah (natural increase) dan migrasi nasional neto (net national migration)
 Pertambahan penduduk di negara-negara berkembang hampir seluruhnya tergantung pada selisih antara tingkat kelahiran kasar dan tingkat kematian
v  Pertambahan alamiah : selisih antara tingkat kelahiran dan tingkat kematian dalam waktu tertentu
v   Migrasi Internasional Neto : Selisih antara orang-orang yang berimigrasi ke dalam suatu negara dan orang-orang yang berimigrasi dari negara tertentu
v   Tingkat kelahiran kasar: Jumlah anak yang terlahir hidup setiap tahun per 1000 penduduk
v   Tingkat kematian : Jumlah kematian setiap tahun per 1000 penduduk

6.3 TRANSISI DEMOGRAFIS
                Transisi demografis adlah proses penurunan bertahap tingkat pertumbuhan penduduk. Transisi demografis mencoba menjelaskan mengapa semua Negara maju sekarang te;ah melalui ketiga tahap sejarah kependudukan modern yang kurang lebih sama. Dari tahap pertama, tahap pertumbuhan yang hamper stagnan, yang ditandai dengan tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi. Kemudian berlanjut pada tahap kedua,dimana pertumbuhan penduduk berlangsung cepat dengan tingkat kelahiran tinggi dan tingkat kematian rendah karena adanya seperti pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih baik, makanan yang lebih sehat, pendapatan yang lebih tinggi dan berbagai peningkatan lainnya. Pada tahap kedua inilah menandakan dimulainya transisi demografis (peralihan dari tingkat penduduk stabil atau lamban ke tingkat pertambahan penduduk yang berlangsung cepat, kemudian mengalami penurunan). Akhirnya, memasuki tahap ketiga dimana Negara memasuki tahap pertumbuhan rendah dan stabil di mana tingkat kelahiran dan kematian rendah.
Grafik di atas menunjukkan pertumbuhan penduduk di negara – negara berkembang  kontemporer yang memiliki 2 pola. Tingkat kelahiran di negara berkembang umumnya cenderung tinggi jika dibanding dengan Negara maju. Hal ini karena perempuan di Negara berkembang cenderung menikah di usia muda. Akibatnya lebih banyak jumlah keluarga yang memiliki usia subur yang lebih lama. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an, tahap kedua transisi demografis telah terjadi di hampir semua Negara berkembang. Penerapan teknologi dan berkembangnya kesehatan masyarakat turut menyababkan penurunan tingkat kematian. Tahap kedua ini dicirikan dengan tingkat pertumbuhan penduduk mencapai lebih dari 2% per tahun di kebanyakan Negara berkembang.
Pada tahap ketiga, ada terdapat 2 pola transisi demografis di Negara berkembang. Dalam kasus A penerapan teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat modern bersamaan dengan peningkatan taraf hidup berlangsung cepat dan terdistribusi merata telah mengakibatkan penurunan tingkat kematiann menjadi hanya 10 per 1.000 penduduk dan tingkat kelahiran juga menurun. Beberapa Negara yang ada di kasus A ini contohnya Taiwan, Kosta Rica, Kuba, Cile dan Sri lanka.
Akan tetapi di sebagian Negara berkembang ada yang mengalami kasus B. Setelah mengalami periode tingkat kematian yang cepat, tingkat kematian tidak bisa turun lebih jauh lagi. Sebagian besar erjadi karena Negara tersebut terus mengalami kemiskinan absolut, rendahnya taraf hidup dan akibat dari AIDS. Negara – Negara dalam kasus ini meliputi banyak Negara di Afrika sub-Sahara dan Timur Tengah, masih berada di tahap 2 transisi demografis mereka. Sekalipun fertilitas cenderung menuru, tingkatkelahiran masih tetap sangat tinggi di negara – negara ini.
Oleh sebab itu muncul pertanyaan. Kapan dan dalam kondisi apa negara – negara berkembang memiliki kemungkinan besar untuk mengalami penurunan tingkat kelahiran dan pertambahan penduduk yang lebih lambat ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan merujuk pada model “perangkap populasi “ Malthus (The Malthusian Population Trap) serta model mikroekonomi neoklasik temporer dan sangat berpengaruh yaitu teori fertilitas rumah tangga.
6.4 PENYEBAB TINGGINYA FERTILITAS DI NEGARA BERKEMBANG : MODEL MALTHUS DAN RUMAH TANGGA
Perangkap populasi Malthus adalah tingkat ambang batas opulasi yang diantisipasi oleh Thomas Malthus (1766 – 1834) di mana pertambahan penduduk akan berhenti dengan sendirinya ketika sumberdaya penopang hidup (yang mengikat menurut deret hitung) tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia yang jumlahnya meningkat menurut deret ukur. Malthus menyatakan bahwa ledakan penduduk akan menimbulkan pola hidup yang serba pas-pasan (subsistem). Model dasar yang merangkum gagasan Malthus dapat diperoleh dengan membandingkan bentuk dan posisi kurva yang masing-masing mewakili laju pertambahan penduduk dan tingkat pertumbuhan pendapatan agregat dan kedua kurva ini dihubungkan dengan tingkat pendapatan perkapita.
Menurut pendukung aliran pemikiran neo Malthus ,bangsa-bangsa yang miskin tidak akan pernah berhasil mencapai tingkat pendapatan perkapita yang lebih tinggi dari tingkat subsistem kecuali apabila mereka menyatakan pemeriksaan preventif ( pengendalian kelahiran) untuk menurunkan tingkat pertumbuhan pendudukmereka.apabila hal tersebut tidak dilaksanakan secepatnya maka model pengimbangan positif ala Malthus yakni musibah kelaparan,wabah penyakit,perang,bencana alam yang akan tampil sebagai faktor utama penghambat pertumbuhan penduduk.
Negara atau wilayah yang berasa dalam perangkap populasi sebenarnya bisa juga keluar melalui upaya mencapai kemajuan teknologi yang mampu meningkatkan pendapatan perkapita. Selain itu Negara atau wilayah tersebut juga bisa melakukan perubahan lembaga ekonomi dan budaya (“kemajuan social”) yang dapat menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk.
Kritik Terhadap Model Malthus
Model jebakan populasi Malthus merupakan sebuah teori sederhana dan menarik mengenai hubungan antara pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi. Sayangnya, model tersebut didasarkan pada sejumlah asumsi yang ternyata terlampaui simplistic (terlalu menyederhanakan persoalan) dan hipotesis yang diajukannya juga tidak terbukti secara empiris. Kita dapat melontarkan kritik terhadap model ini

1. Model dari teori Malthus tidak memperhitungkan peranan dan dampak-dampak penting dari kemajuan teknologi.
2. Teori tersebut didasarkan pada suatu hipotesis mengenai hubungan-hubungan makro (berskala besar) antara tingkat pertumbuhan penduduk dengan tingkat pendapatan perkapita yang ternyata tidak dapat di buktikan secara empiris.
3. Teori tersebut terlalu bertumpu pada variabel ekonomi yang ternyata keliru, yaitu tingkat pendapatan perkapita , sebagai determinan utama pertumbuhan penduduk . pendekatan yang jauh lebih valid dalam rangka menjawab pertanyaan tentang kependudukan dan usaha- usaha pembangunan mengutamakan aspek- aspek makro ekonomi
Teori Mikroekonomi Fertilitas Rumah Tangga
Teori ini Mengadopsi teori perilaku konsumen konvensional. Anak dianggap sebagai barang konsumsi (tidak memberi keuntungan). Permintaan anak merupakan pilihan ekonomi yang rasional bagi konsumen. Pilihan tsb mengorbankan pilihan (barang) lain. Keinginan punya anak dipengaruhi oleh income, harga anak (biaya hidup) dan keinginan mengkonsumsi barang lain (efek substitusi dan pendapatan).
  1. Permintaan terhadap anak berhubungan positif dengan pendapatan
  2. Permintaan terhadap anak berhubungan negative terhadap harga relative (biaya pemeliharaan) anak serta preferensi untuk barang-barang lain.

Secara matematis, hubugan ini dapat dinyatakan dengan rumus
Cd =  f(Y, Pc, Px, tx), x = 1,…, n
Ket:
Cd =permintaan akan anak
Y = pendapatan RT
artinya, makin tinggi pendapatan, maka permintaan akan anak meningkat
Pc = harga neto anak
artinya, makin tinggi biaya pemel;iharaan anak, permintaan akan anak menurun
Px = harga barang lain
artinya, makin tinggi harga barang-barang lain, permintaan akan anak meningkat
tx is preferensi terhadap barang lain
artinya, makin tinggi preferensi untuk barang-barang lain, permintaan akan anak menurun
Ada dua hal yang diperhitungkan dalam memiliki anak:
  1. Biaya opportunitas berupa jatah waktu yang dihabiskan untuk memelihara sang anak sehingga membuang waktu yang digunakan untuk hal-hal produktif.
  2. Biaya pendidikan anak. Jika anaknya sedikit kemungkinan bisa disekolahkan tinggi.
Dengan semakin baiknya tingkat pendidikan kaum wanita, maka mereka semakin berpotensi untuk memberikan kontribusi yang lebih besar dalam keluarga sehingga waktu yang digunakan untuk membesarkan anak terbatas sehingga keinginan untuk memiliki anak berkurang. pentingnya
Tingkat kelahiran di kalangan penduduk miskin akan menurun apabila:
1.         Taraf pendidikan wanita meningkat.
2.         Kesempatan kerja bagi wanita di non pertanian meningkat.
3.         Penghasilan meningkat (kesempatan kerja menciptakan redistribusi pendapatan).
4.         Pelayanan kesehatan dan penyediaan gizi meningkat.
5.         Sistem jaminan dan tunjangan hari tua.
6.         Perluasan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan

Implikasi bagi Pembangunan dan fertilitas

Semua yang telah diperbincangkan sejauh ini dapat diikhtisarkan dengan menyatakan bahwa pengaruh kemajuan sosial dan ekonomi dalam menurunkan fertilitas di negara-negara berkembang akan menjadi yang sangat besar  ketika mayoritas penduduk dan terutama yang sangat miskin sama-sama memperoleh manfaatnya. ekonomi. Secara khusus perubahan sosio-ekonomi berikut ini dapat diwujudkan akan menurunkan tingkat kelahiran di kalangan sangat miskin:

Ø  Peningkatan pendidikan perempuan dan perubahan dalam peran dan status mereka
Ø  Peningkatan kesempatan kerja diluar sektor pertanian bagi perempuan. Karna mempertinggibiaya oportunitas dari mengurus anak.
Ø  Kenaikan tingkat pendapatan keluarga
Ø  Pengurangan tingkat kematian anak.
Ø  Pengembangan sistem tunjangan bagai para lansia dan sistem jaminan sosial lainnya diluar jaringan keluarga besar(extended family) untuk mengurangi ketergantungan ekonomi orang tua khususnya perempuan kepada anak-anak mereka.
Ø  Kesempatan sekolah diperluas

Singkatnya program peluasan kesempatan kerja, pendidikan,dan kesehatan pada orang-orang miskin paa umumnya dan perempuan pada khususnya, tidak hanya akan berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi dan kejiwaan mereka(yaitu bagi peningkatan kehidupan mereka) tetapi juga  akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk memiliki jumlah keluarga yang lebih kecil
6.5 KONSEKUENSI FERTILITAS TINGGI : BEBERAPA PERBEDAAN PENDAPAT
ada beberapa perspektif yang saling bertentangan. Berikut ini adalah beberapa argumen utama yang mendukung dan menentang gagasan bahwa konsekuensi dari pertumbuhan penduduk yang cepat dapat menimbulkan berbagai masalah pembangunan yang serius.
v  argumen -pertama: Ini Bukan Masalah sebenarnya
Kita bisa mengidentifikasi tiga argumen umum dari orang-orang yang menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk tidak menjadi masalah:
·         Masalahnya bukan pertumbuhan penduduk tetapi masalah lainnya.
·         Pertumbuhan penduduk adalah masalah palsu yang sengaja dibuat oleh badan dan lembaga internasional yang didominasi negara-negara kaya agar negara berkembang tetap berada dalam kondisi ketergantungan
·         Bagi banyak negara berkembang dan wilayah berkembang, pertumbuhan penduduk justru diinginkan.
banyak pengamat dari kedua negara kaya dan miskin berpendapat bahwa masalah sebenarnya bukanlah pertumbuhan penduduk, tetapi satu atau semua dari empat hal berikut.
1.       Keterbelakangan
2.       menipisnya sumber daya alam dan kerusakan lingkungan.
3.       Distribusi penduduk
4.       Penempatan kedudukan perempuan pada tempat yang lebih rendah.
v  Argumen-kedua : Ini adalah Isu sengaja direkayasa.

                Argumen kedua menyangkal pentingnya pertumbuhan penduduk sebagai masalah utama pembangunan terkait erat dengan teori ketergantungan neokolonial. Pada dasarnya, berpendapat bahwa overconcern di negara-negara kaya dengan pertumbuhan penduduk dari negara-negara miskin benar-benar merupakan upaya negara kaya menahan laju pertumbuhan negara miskin dalam rangka untuk mempertahankan status quo internasional yang menguntungkan bagi negara-negara kaya ‘kepentingan pribadi’. Versi aliran neo marxis yang radikal penekanan jumlah penduduk oleh negara kaya merupakan upaya rasis dan genosida mengurangi jumlah orang miskin relatif atau absolut yang sebagian adalahpenduduk dunia non-kulit putihyang dianggap akan mengancam kesejahteraan masyarakat kaya yang umumnya kulit putih.

v  Argumen-ketiga : Ini adalah Fenomena yang Diinginkan

                Argumen ketiga percaya bahwa pertumbuhan penduduk sebagai bahan penting untuk mendorong pembangunan ekonomi. Populasi yang lebih besar akan menghasilkan economis of scale produksi, biaya produksi yang lebih rendah, dan pasokan yang lebih rendah biaya tenaga kerja. Mereka juga berpendapat pasar bebas dan kecerdikan manusia akan memecahkan setiap dan semua masalah yang timbul dari pertumbuhan penduduk. Di sisi pertanian, populasi yang lebih besar dapat mengolah area yang lebih luas dibandingkan jika hanya beberapa orang. Di berbagai negara hanya sejumlah kecil dari seluruh lahan potensial ditanami, dan kepadatan penduduk pedesaan yang rendah dipandang sebagai kelemahan serius untuk meningkatkan hasil pertanian. Militer dan kekuasaan politik juga membutuhkan banyak orang untuk melindungi negara.

v  Argumen-keempat : Pertumbuhan penduduk memang memang masalah yang sebenarnya.
Argumen keempat mendukung perlunya mengendalikan pertumbuhan penduduk karena konsekuensi negatifnya. umumnya didasarkan pada tiga argumentasi berikut.
Argumentasi garis keras:kependudukan dan krisis global: pendapat ekstrem memandang kependudukan sebagai masalah, pertumbuhan penduduk terlalu besar dianggap sebagai penyebab dari hampir semua masalah ekonomi dan sosial dunia.
Argumenttasi teoritis : siklus populasi kemiskinan dan perlunya progaram keluarga berencana: teori siklus populasi-kemiskinan(population poverty cycle adalah argumentasi utama para ekonom yang berpandangan bahwa pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan menimbulkan konsekuensi negatif terhadap ekonomi, sehingga harus benar benar diperhatikan negara berkembang. Model dasarnya adalah penyederhanaan persamaan pertumbukan neoklasik tipe solow standar. Dengan menggunakan fungsi produksi standar” ” output adalah fungsi modal,tenaga kerja,sumber daya,dan teknologi. Dengan asumsibbasis sumber daya tetap kita dapat memperoleh hasilnya dengan rumus berikut.   dengan y: tingkat pertumbuhan GNI, l:tingkat pertumbuhan persediaan modal , α:elistisitas output(biasanya ditemukan konstan),t:efek perubahan teknologi(residu solow dalam studi empiris mengenai sumber-sumber pertumbuhan ekonomi.
Argumentasi empiris lainnya: tujuh konsekuensi negatif pertumbuhan penduduk: tujuh konsekuensi potensial pertumbuhan penduduk adalah:
1.       Pertumbuhan ekonomi: pertumbuhan penduduk dapat memperendah pendapatan perkapita hampir semua negara berkembang.
2.       Kemiskinan dan ketimpangan: konsekuensi negatif pertumbuhan penduduk yang cepat telah menimpa hampir seluruhorang miskin karena mekalah yang dibuat tidak bertahan.
3.       Pendidikan: semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka biaya untuk pendidikan yang dikeluarkan oleh pemerintah akan semakin menipis dan akan menurunkan kualitas demi kuantitas pendidikan.
4.       Kesehatan: tingginya fertilitas akan merugikan kesehatan ibu dan anak karena jarak kehamilan yang dekat dan fertilitas yang tinggi memperbesar resiko kesehatan pada ibu dan anak  pada saat kehamilan
5.       Pangan: smeakin banyak jumlah penduduk maka semakin besar kebutuhan akan pangan, jika tidak diimbangi produksi dan pemenuhan kebutuhan pangan maka dapat terjadi kalangkaan pangan.
6.       Lingkungan hidup: lingkungan hidup juga akan terancam karena perluasan pemukiman dan juga pembuangan limbah-limbah yang dapat membahayakan lingkungan.
7.       Migrasi internasional: ini dianggap dapat terjadi baik legal maupun ilegal karena kebutuhan akan pekerjaan atau yang hal lain yang mengakibatkan migrasi dari negara berkembang menuju negara maju.

Tujuan dan Sasaran: Menuju Sebuah Konsensus
3 argumen bertentangan yang merupakan komponen penting dari konsensus:
1.         Pertumbuhan penduduk bukanlah penyebab utama dari tingkat hidup yang rendah, kesenjangan yang ekstrim
2.         Masalah penduduk bukan hanya salah satu nomor tetapi melibatkan kualitas hidup dan kesejahteraan material
3.         Pertumbuhan penduduk yang cepat tidak berfungsi untuk mengintensifkan masalah keterbelakangan dan membuat prospek pengembangan yang jauh lebih terpencil.

6.6 BEBERAPA PENDEKATAN KEBIJAKAN
3 area kebijakan yang dapat memberikan pengaruh penting baik langusng maupun tidak langsung bagi populasi dunia kini dan nanti :
1.         Kebijakan umum dan khusus  pemerintah negara berkembang untuk dapat  memulai, mempengaruhi dan bahkan mungkin mengendalikan pertumbuhan dan distribusi pendudukan.
2.         Kebijakan umum dan khusus pemerintah negara maju untuk dapat mengurangi konsumsi yang tidak proporsional mereka sumber daya dunia yang terbatas dan mempromosikan distribusi yang lebih adil dari manfaat kemajuan ekonomi global.
3.         Kebijakan umum dan khusus bahwa pemerintah negara maju dan lembaga bantuan internasional dapat memulai untuk membantu negara-negara berkembang mencapai tujuan populasi mereka

Apa yang Dapat Dilakukan Negara Berkembang
1.         Memberikan persuasi untuk memiliki keluarga yang lebih kecil melalui  media dan proses pendidikan, baik formal (sistem sekolah) dan informal (pendidikan orang dewasa).
2.         Meningkatkan program keluarga berencana untuk memberikan kesehatan dan pelayanan kontrasepsi untuk mendorong perilaku yang diinginkan. Seperti yang disponsori publik  atau program resmi didukung sekarang ada di kebanyakan negara berkembang.
3.         Memanipulasi insentif dan disinsentif ekonomi untuk memiliki anak-misalnya, melalui penghapusan atau pengurangan subsidi bersalin , pengurangan atau penghapusan insentif keuangan, atau pengenaan sanksi denda untuk memiliki anak melebihi jumlah tertentu.
4.         Mencoba untuk memaksa orang untuk memiliki keluarga yang lebih kecil melalui kekuatan undang-undang negara dan denda.

Apa yang Dapat Dilakukan Negara Maju
Negara-negara maju dapat menyederhanakan gaya hidup dan kebiasaan konsumsi, yang lain  positif (jika mungkin), kebijakan internal yang negara-negara kaya dapat mengadopsi untuk mengurangi masalah penduduk dunia saat ini akan meliberalisasi kondisi hukum untuk imigrasi internasional miskin, pekerja tidak terampil dan keluarga mereka dari Afrika, Asia, dan Amerika Latin ke Amerika Utara, Eropa, Jepang, dan Australia.

Bagaimana Negara Maju Dapat Membantu Negara Berkembang terhadap Program Penyelesaian Masalah Populasi
2 aktivitas yang dapat secara langsung mengentaskan masalah fertilitas yang dapat dibantu oleh negara-negara maju, lembaga donor internasional, dan Lembaga swadaya Masyarakat :
1.         Yang pertama adalah  melalui penelitian  teknologi kontrol kesuburan,pil kontrasepsi, alat kontrasepsi dalam rahim modern (IUD), sterilisasi sukarela prosedur, dan, khususnya di usia AIDS, kontrasepsi penghalang yang efektif. Penelitian telah berlangsung di daerah ini selama beberapa tahun, hampir semua itu dibiayai oleh lembaga donor internasional, yayasan swasta, dan lembaga bantuan dari negara-negara maju. Upaya lebih lanjut untuk meningkatkan efektivitas teknologi kontrasepsi ini dan meminimalkan risiko kesehatan harus didorong.
2.         Wilayah kedua meliputi bantuan keuangan dari negara-negara maju untuk program keluarga berencana, pendidikan publik, dan populasi nasional kegiatan penelitian kebijakan di negara-negara berkembang

0 komentar:

Posting Komentar