Kamis, 11 September 2014


                                                            Oleh Kelompok 

                                                            Arif Anindita
                                                            Maharani Karina
                                                            Ruspratama Yudha
                                                            Ihsan Maulana
 


Human Capital: Education and Health in Economic Development
Michael P. Todaro and Stephen C. Smith, Economic Development, 11th Edition, Ch 8.

8. 1. Arti Penting Pendidikan dan Kesehatan
Pendidikan dan kesehatan merupakan dua hal mendasar dari tujuan pembangunan. Sumber daya manusia merupakan sebuah modal yang melekat asli pada diri manusia, tidak seperti modal yang sifatnya eksternal, sehingga pendidikan dan kesehatan bisa dipandang sebagai komponen pertumbuhan dan pembangunan yang vital, karena menyangkut hal yang melekat pada diri manusia itu sendiri.
Pada negara berkembang, distribusi pendidikan dan kesehatan sama pentingnya dengan distribusi pendapatan. Bagi sebagian orang yang beruntung, mereka akan mendapatkan kesehatan dan pendidikan yang cukup tinggi, sedangkan yang miskin tidak mendapatkan akses kepada dua hal terseut.
Pendidikan dan Kesehatan sebagai Investasi Gabungan bagi Pembangunan
Semakin besar modal kesehatan yang semakin besar dapat meningkatkan pengembalian atas investasi di bidang pendidikan. Karena, semakin sehat manusia, maka pastisipasi kehadiran akan pendidikan akan semakin tinggi, sehingga akan meningkatkan investasi di bidang yang terus berkembang dikarenakan adanya partisipasi yang tinggi dalam pendidikan.
Semakin besar modal pendidikan dapat meningkatkan pengembalian atas investasi di bidang kesehatan. Karena, pendidikan identik dengan peningkatan keahlian, sehingga semakin tinggi investasi di bidang pendidikan akan menyebabkan pekerja akan mempunyai kemampuan yang lebih, sehingga akan meningkatkan taraf kesehatan yang bisa menaikkan investasi di bidang kesehatan.
Peningkatan Kesehatan dan Pendidikan: Mengapa Peningkatan Pendapatan Saja Tidak Cukup
Tingginya pendapatan secara logika akan bisa meningkatkan tingkat pendidikan dan kesehatan pada seseorang tersebut. Tapi, ada banyak bukti yang membuktikan bahwa meningkatnya pendapatan tidak dibarengi dengan meningkatkan tingkat kesehatan ataupun pendidikan, hal ini dikarenakan banyak pendapatan tambahan digunakan untuk konsumsi selain makanan yang bernutrisi dan pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dan kesehatan haruslah menjadi focus utama dari pembangunan.
Berikutnya, kesehatan dan pendidikan juga mempunyai kaitan yang erat. Semakin tinggi pendidikan seorang ibu, kesehatan anaknya akan lebih terjamin. Dikarenakan tingginya tingkat pendidikan akan menyebabkan seorang ibu mendapatkan informasi yang mutakhir tentang nutrisi dan kesehatan anaknya.
Setelah mengetahui pentingnya hubungan antara kesehatan, pendidikan, dan pendapatan, maka pemerintah juga bertanggung jawab utama dari pemerintah. Karena pendapatan tidak menjadi hal yang paling penting, tapi kesehatan dan pendidikan juga sangat penting, mengingat tidak semua masyarakat mendapatkan akses terhadap kedua fasilitas tersebut.

8. 2. Berinvestasi dalam Pendidikan dan Kesehatan: Pendekatan Modal Manusia
Modal manusia meliputi pendidikan, kesehatan, dan kapasitas manusia lainnya yang jika diingkatkan dapat meningkatkan produktivitas. Peningkatan pada faktor-faktor tersebut akan membuat modal manusia yang melekat pada dirinya akan semakin tinggi. Tetapi, peningkatan tersebut tidak berarti pasti menguntungkan, tappi juga bisa membawa trade off atau masalah baig manusia itu sendiri.
Secara umum, menuntut ilmu di jenjang yang lebih tinggi pasti akan mengorbankan waktu. Padahal waktu tersebut bisa digunakan untuk mencari uang langsung. Tapi, dengan meningkatnya tingkat pendidikan, akan meningkatkan tingkat pendapatan juga, sehingga manusia dalam hal ini harus memilih, akan menggunakan waktunya untuk langsung mencari uang, atau mengorbankan waktunya untuk pergi ke jenjang yang lebih tinggi yang akan meningkatkan pendapatan di masa depan. Tetapi pada umumnya dengan bersabar untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi akan membawa keuntungan total yang lebih tinggi pula. Secara formal, keuntungan pendapatan yang diperoleh oleh seseorang dapat ditulis sebagai berikut:
Et = Pendapatan dengan pendidikan tambahan
N = Pendapatan tanpa pendidikan tambahan
t = Tahun
i = tingkat diskonto
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum meningkatkan pendidikan dengan mengorbankan waktu yang bisa digunakan untuk mendapatkan uang, secara rata-rata akan lebih menguntungkan dibandingkan langsung bekerja.


8.3 Pekerja Anak
Pekerja anak merupakan masalah yang tersebar luas di seluruh negara berkembang. Jika seorang anak berusia di bawah 15 tahun bekerja, sekolah mereka akan terganggu atau bahkan tidak sekolah sama sekali, kesehatan mereka akan terganggu, dan pertumbuhan fisik mereka akan terhambat. International Labor Office, yang mana merupakan sebuah badan PBB yang memerankan peran penting dalam isu pekerja anak, mengemukakan bahwa pada tahun 2008 terdapat 306 juta anak di rentang usia 5 sampai 17 tahun melakukan jenis pekerjaan tertentu dan 215 juta anak diantaranya digolongkan sebagai pekerja anak karena masih berada dibawah umur namun melakukan pekerjaan yang dapat mengancam kesehatan, keselamatan, ataupun moral mereka.
Dalam model pekerja anak, kita membuat dua asumsi penting. Pertama, rumah tangga yang berpendapatan cukup tinggi tidak mungkin menyuruh anaknya bekerja. Kedua, pekerja anak dan pekerja dewasa saling mensubtitusi.bahkan, anak anak tidak seproduktif orang dewasa, dan orang dewasa dapat melakukan pekerjaan apapun yang dapat dilakukan anak-anak. Pernyataan diatas bukanlah merupakan asumsi, melainkan temuan di di banyak setudi pada berbagai negara mengenai produktivitas pekerja anak.
Lantas, apa cara efektif yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah dari pekerja anak? Dalam konteks ini, terdapat pendekatan-pendekatan yang dominan dilakukan dalam kebijakan internasional. Adapaun keempat pendekatan utama dalam perumusan kebijakan pembangunan, ialah:
·         Menyadari bahwa pekerja anak merupakan cerminan kemiskinan, sehingga merekomendasikan fokus pada upaya penanggulangan kemiskinan.
·         Mengedepankan penerapan strategi yang dapat menarik anak-anak ke sekolah yang mencangkup perluasan pengadaan unit sekolah baru, dan bantuan tunai bersyarat agar para orang tua terdorong untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
·         Memandang bahwa pekerja anak tidak dapat dihindari, setidaknya dalam jangka pendek, dan mengedepankan cara-cara untuk meringankannya, seperti melalui pengaturan yang dapat mencegah penganiaaan dan penyediaan layanan pendukung bagi anak-anak bekerja.
·         Mendukung pelarangan pekerja anak, namun apabila tidak dapat dilakukan karena masalah ekuilibrium jamak, pendekatan ini akan dilunakkan dengan hanya melarang aktivitas pekerjaan anak yang paling buruk. (paling sering diasosiasikan dengan ILO).

8.4 Kesenjangan Gender: Diskriminasi dalam Pendidikan dan Kesehatan
Kesenjangan gender dalam pendidikan kerap terjadi di banyak negara berkembang, karena perempuan muda menerima pendidikan lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki muda. Sebagian besar orang yang buta aksara, merupakan perempuan. Kesenjangan gender dalam pendidikan yang sangat besar terjadi di negara-negara kurang berkembang di Afrika dan relatif besar pula di India.
Upaya yang dilakukan untuk mengurangi kesenjangan tersebut, melalui peningkatan pendidikan bagi perempuan karena akan mempertinggi tingkat produktivitas, menghasilkan partisipasi angkatan kerja yang lebih besar, penundaan pernikahan, penurunan tingkat fertilitas, dan peningkatan kesehatan pada asupan anak.
Kesenjangan gender dalam kesehatan kerap terjadi pada negara berkembang, seperti diskriminasi perawatan bagi perempuan. Sejumlah studi menyatakan bahwa membawa anak laki-laki ke rumah sakit akan lebih mudah daripada membawa anak perempuan.
8.5 Sistem Pendidikan dan Pembangunan
Hubungan antara kesempatan kerja dan permintaan akan pendidikan
·         Tingkat pendidikan yang akan dienyam oleh sesorang meskipun banyak dipengaruhi banyak faktor, namun secara garis beras hampir sama halnya dengan permintaan dan penawaran pada pasar komoditas dan jasa.

Permintaan akan pendidikan merupakan permintaan turunan (derived demand) yakni keinginan individu untuk memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dengan cara mengenyam pendidikan setinggi mungkin.
Dari segi permintaan ada dua prinsip yang memengaruhi :
·         Harapan bagi siswa yang mengenyam pendidikan untuk memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi dan mendapat manfaat secara individual bagi siswa maupun keluarganya (private benefits of education).
·         Biaya pendidikan yang harus ditanggung, baik biaya langsung maupun tidak langsung.

Dari segi penawaran :
·         Kuantitas penawaran akan pendidikan seringkali dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan politik yang tidak ada kaitannya dengan pendidikan. Pada akhirnya tingkat penawaran akan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan pemerintah menyediakan fasilitas untuk pendidikan karena adanya kendala alokasi anggaran yang dimiliki pemerintah untuk pendidikan.

Empat  variabel yang memengaruhi permintaan akan pendidikan
·         Selisih atau diferensiasi upah dan/atau penghasilan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan
·         Probabilitas atau kemungkinan memperoleh pekerjaan dengan sarana pendidikan
·         Biaya langsung yang ditanggung oleh individu atau keluarganya
·         Biaya tidak langsung atau biaya oportunitas dari pendidikan

Kondisi-kondisi yang ada sekarang pada negara berkembang membuat kita berasumsi bahwa permintaan atas pendidikan tinggi akan meningkat. Hal tersebut terjadi karena tenaga kerja dengan kualitas pendidikan lebih tinggi akan lebih dicari dibandingkan yang berpendidikan rendah. Permintaan akan pendidikan yang lebih tinggi akan terus meningkat karena peluang tenaga kerja dengan pendidikan rendah akan digeser oleh individu dengan pendidikan yang lebih tinggi.

Negara-negara berkembang terus menerus menperluas fasilitas pendidikan secara ekstrim tanpa mempertimbangkan aspek finansial dan sosial.  Adanya sertifikasi pendidikan atau pengutamaan ijazah yang menyebabkan masyarakat golongan miskin sulit mendapatkan pendidikan yang baik.

Manfaat dan Biaya Sosial versus Manfaat dan Biaya Individual

Biaya sosial pendidikan adalah biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat seluruhnya sebagai akibat memenuhi permintaan akan perluasan pendidikan dan semakin meningkat seiring dengan tingginya jenjang pendidikan. Biaya pendidikan inividual adalah biaya yang harus ditanggung oleh individu ataupun keluarganya untuk memperoleh pendidikan dan biaya tersebut akan meningkat secara perlahan atau bahkan menurun.
Manfaat dan biaya individual
·         Selalu bertambah seiring dengan jenjang pendidikan yang semakin tinggi. Jadi, meskipun biaya yang dikeluarkan indvidu semakin tinggi karena tingginya jenjang pendidikan yang diikuti, tetap akan memperoleh manfaat yang lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan.

Manfaat dan biaya sosial
·         Pada awalnya (pendidikan dasar) memberikan manfaat sosial yang besar karena proses tersebut mengajarkan kemampuan-kemampuan dasar seperti membaca, menulis, menghitung, dan kemampuan dasar lainnya.
·         Kurva biaya sosial akan melampaui manfaatnya ketika memasuki jenjang pendidikan menengah dan tinggi. Kurva biaya sosial akan meningkat signifikan karena mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan menengah dan tinggi. Namun kondisi yang terjadi adalah masyarakat terus dipacu untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin tanpa mempertimbangkan kemungkinan pengangguran atau langkanya lapangan pekerjaan meskipun telah memiliki gelar pendidikan yang tinggi. Hal ini didukung pula oleh kebijakan-kebijakan yang tidak tepat oleh pemerintah.

Perluasan pendidikan juga memengaruhi perekonomian secara agregat ;
1.       Terciptanya angkatan kerja yang produktif karena memilki bekal pengetahuan dan keterampilan yang baik.
2.       Tersedianya kesempatan kerja bagi jasa dan komoditas lain yang mendukung terselenggaranya pendidikan
3.       Terciptanya kelompok terdidik yang memiliki pengetahuan yang baik untuk mengisi lowongan yang ada, baik lembaga pemerintahan, publik, atau swasta.
4.        Tersedianya program-program pelatihan dan pendidikan yang akan mendorong pembangunan dan modernisasi dalam setiap lapisan masyarakat.

8.6 Distribusi Pendidikan

Seperti kurva lorenz, kita dapat juga membuat model kurva lorenz untuk distribusi pendidikan. Ketidakmerataan pendidikan cenderung menurun ketika rata-rata waktu untuk memperoleh pendidikan meningkat.  Kualitas pendidikan di negara dengan pendapatan yang lebih besar cenderung lebih baik dibandingkan dengan negara berpendapatan rendah. Penelitian oleh Jere Behrman dan Nancy Birdsall menunjukkan bahwa yang menjadi penentu produktivitas dan perbedaan pendapatan adalah kualitas pendidikan (fasilitas, kurikulum, dan tenaga pendidik) bukan hanya kuantitasnya saja.

Pendidikan, Ketimpangan Pendapatan, dan Kemiskinan.
Studi menunjukkan bahwa sistem pendidikan yang ada di berbagai negara berkembang terkadang bukannya mengurangi ketimpangan, tetapi justru memperburuk ketimpangan. Biaya individu untuk pendidikan dasar bagi penduduk dengan pendapatan rendah secara relatif lebih mahal dibandingkan dengan penduduk dengan pendapatan yang relatif lebih tinggi. Manfaat individu untuk keluarga miskin lebih kecil dibandingkan biaya yang harus ditanggung. Dengan biaya oportunitas, mereka akan memilih untuk mempekerjakan anaknya dibandingkan menyekolahkannya. Dengan memanfaatkan tenaga kerja anaknya, keluarga tersebut mungkin akan mendapat penghasilan yang lebih dan mengurangi biaya untuk menyekolahkan anaknya. Pendidikan tinggi diisi oleh individu-individu dengan pendapatan yang tinggi. Padahal pendidikan tinggi disubsidi lebih besar oleh pemerintah. Jadi, penduduk dengan pendapatan rendah tidak menikmati subsidi yang seharusnya dinikmati.

Pendidikan, Migrasi Internal, dan Pengurasan Intelektual.
Pendidikan merupakan salah satu faktor pendorong migrasi internal. Studi menyebutkan bahwa adanya korelasi positif antara pencapaian taraf pendidikan sesrang dengan besar-kecilnya kecenderungan orang untuk bermigrasi.
Migrasi yang dilakukan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan untuk mencari upah atau yang lebih tinggi diperkotaan dengan menawarkan pendidikan yang telah diemban sebelumnya. Namun, yang sering terjadi adalah penduduk pedesaan tanpa modal pendidikan tetap mengadu nasib dengan harapan memperoleh gaji atau upah yang tinggi. sementara saingan yang ada sudah memiliki gelar pendidikan yang lebih tinggi, hal tersebut tentu saja akan menambah pengangguran diperkotaan dan memperluas daerah kumuh di perkotaan.  Individu-individu profesional seperti akademisi, teknisi, ilmuwan, dan lain-lain yang telah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi justru bermigrasi ke luar negeri dengan harapan mencari pekerjaan yang lebih baik. Padahal seharusnya bisa membangun daerah sendiri yang mungkin masih jauh dari keadaan sejahtera. Hal ini biasa disebut pengurasan intelektual. Pemicu dari pengurasan intelektual ini biasanya terjadi karena buruknya fasilitas di negara sendiri.

Sistem Kesehatan dan Pembangunan
Pengertian kesehatan menurut World Health Organization (WHO) adalah sebuah kondisi kesejahteraan fisik, mental, serta sosial, dan bukan sekadar bebas penyakit serta kelemahan fisik.


8.7 Beban penyakit
Negara maju lebih mudah mengatasi masalah penyakit daripada negara berkembang. Negara berkembang memiliki beban lebih berat untuk mengatasi masalah penyakit. Salah satu penyakit yang sesngguhnya dialami yaitu penyakit kemiskinan. Kemiskinan dapat menjadikan orang rentan terhadap gangguan penyakit. Ada banyak penyakit yang bisa membunuh manusia. Terlebih jika penyakit tersebut berkombinasi dengan penyakit lainnya maka dapat menyebabkan kematian.  Ada tiga penyakit tama yang menghantui negara berkembang. Tiga penyakit tersebut yaitu AIDS, Malatia, dan cacing parasit.
·         AIDS : Penyakit ini jga merupakan pembunuh unggulan.  AIDS mengancam untuk menghentikan atau bahkan membalikan kemajuan perkembangan ekonomi dan manusia. Di negara berpendapatan rendah rata-rata kemungkinan bertahan hidup yaitu dibawah satu tahun.
·         Malaria telah menyebabkan kematian sebanyak 1 juta orang setiap tahun. Sebagian besar yang menderita malaria yaitu anak-anak dari keluarga miskin afrika. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu menggnakan vaksin. Tetapi karena korban malaria cenderung dari negara berpendapatan rendah maka sangat berat untuk membeli vaksin dengan harga yang tinggi.
·         Cacing parasit dan penyakit tropis terabaikan. Banyak tantangan kesehatan di negara berkembang. Salah satunya yaitu dari cacing parasit. Penyakit yang disebabkan oleh cacing parasit ini menjangkiti sekitar 2 miliar orang dan 300 juta diantaraya menderita parah.
Manfaat dari meluasnya dukungan terhadap program-program kesehatan lainnya selain  HIV/AIDS , mencakup nutrisi bagi anak-anak dan penyakit tropis terabaikan, sangat tinggi. Dari dukungan yang sangat tinggi tersebut muncul sebuah sinergi yang kuat. Dengan sinergi yang kuat maka akan terbentuk kebiasaan untuk meningkatkan kualitas hidup.



8.8 Kesehatan, Produktivitas, dan Kebijakan
Produktivitas: Orang yang sehat akan memperoleh upah lebih tinggi. Jika seseorang sehat maka tingkat produktivitasnya bisa sempurna. Lebih tinggi produktivitasnya memungkinkan mereka untuk mendapatkan upah yang lebih baik. Kesehatan dan nutrisi mempengaruhi lapangan kerja, produktifitas dan upah.
Kebijakan sistem kesehatan: Sistem kesehatan merupakan semua aktifitas yang tujuan utamanya meningkatkan, memulihkan, dan mempertahankan kesehatan.
Lima indikator kinerja untuk mengukur sistem kesehatan:
1.       Tingkat kesehatan hidup penduduk secara menyeluruh
2.       Ketimpangan kesehatan dalam poplasi
3.       Tanggapan sistem kesehatan
4.       Distribusi tanggapan di dalam populasi
5.       Tingkat distribusi atau keadilan dari biaya sistem kesehatan di dalam populasi.
Pelaksanaan program kesehatan masyarakat secara formal telah melakukan peran penting di negara berkembang. Akan tetapi kebijakan ini sering menguntukan para orang-orang kaya dan memiliki koneksi yang baik. Sering kali juga disalah gunakan untuk kepentingan kelompok tertentu. Jika kebijakan sistem kesehatan dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran maka pembangunan ekonomi bisa berjalan dengan baik seiring dengan kebijakan yang tepat sasaran.


0 komentar:

Posting Komentar