Kamis, 11 September 2014

Oleh Kelompok 3
                                             Azwar Mahruz                                                     
                                             Sredha Prassedya Ikatri                                    
        Ardiansyah Yagie Bayu P


Teori-teori Klasik Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi
Michael P. Todaro and Stephen C. Smith, Economic Development, 11th Edition, Ch 3.

Teori-teori Klasik Pembangunan Ekonomi : Empat Pendekatan
1)             Model pertumbuhan-tahapan-linear (linear-stages-of-growth models)
Teori ini muncul sekitar tahun 1950-an sampai awal 1960-an yang memandang proses pembangunan sebagai serangkaian tahapan pertumbuhan ekonomi yang berurutan, yang harus dilalui negara yang menjalankan pemangunan. Pembangunan sebagai paduan dari kuantitas dan kombinasi tabungan, penanaman modal, dan bantuan asing dalam jumlah yang tepat.
2)             Teori dan pola perubahan structural (theories and patterns of structural growth)
Aliran ini menggunakan teori ekonomi modern dan analisis statistic guna melukiskan proses internal dari perubahan structural yang harus dialami negara-negara berkembang agar mampu dan berhasil menciptakan serta mempertahankan pertumbuhan ekonominya.
3)             Revolusi ketergantungan-internasional (the international-dependence revolution)
Aliran ini bersifat radikal dan lebih berorientasi politik. Keterbelakangan negara-negara berkembang sebagai akibat pola hubungan kekuasaan internasional maupun domestic yang tidak adil, aspek-aspek ekonomi dan kelembagaan terlalu ketat sehingga sulit diubah, dan akibat dari perekonomian dan masyarakat yang saling bertentangan. Perhatian utama teori ini terletak pada pentingnya menyusun kebijakan baru untuk menghapuskan kemiskinan secara total, menyediakan kesempatan kerja yang bervariasi, dan mengurangi ketimpangan distribusi pendapatan.
4)             Kontrarevolusi pasar bebas neoklasik (the neoclassical, free-market counterrevolution)
pada tahun 1980-an sampai awal 1990-an yang paling menonjol adalah teori ini. Teori ini menekankan pada peranan menguntungkan yang dimainkan oleh pasar-pasar bebas, perekonomian terbuka, dan privatisasi perusahaan negara yang tidak efisien dan boros. Kegagalan pembangunan bukan karena factor internal maupun eksternal, tetapi campur tangan pemerintah yang terlalu besar dalam perekonomian.

Teori Tahapan Linear dan Pembangunan Sebagai Pertumbuhan
·                  Tahap-tahap pertumbuhan Rostow
Masyarakat tradisional à penyusunan kerangka dasar tinggal landas à tinggal landas à kematangan ekonomi àkonsumsi tingkat tinggi
Negara maju seluruhnya telah melampaui tahapan ke tiga, sementara negara yang berkembang atau negara yang masih terbelakang baru sampai tahap pertama atau kedua. Salah satu taktik pokok untuk tinggal landas adalah pengerahan dana tabungan guna menciptakan bekal investasi dalam jumlah memadai untuk mempercepat laju pertumbuhan.

·                  Model pertumbuhan Harrod-Domar
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi dibutuhkan investasi baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal.
Seandainya k (rasio modal-output, missal 3 banding 1) dan s (rasio tabungan) merupakan presentase dari dari output nasional yang selalu ditabung dan bahwa jumlah investasi baru ditentukan oleh jumlah tabungan total (S), maka kita dapat kita dapat menyusun model pertumbuhan ekonomi :
ü  Tabungan (S) adalah bagian dari pendapatan nasional (Y) :
          S = sY

ü  Investasi neto (I) adalah perubahan stok modal ( Δ K) :
 I =  Δ K
K mempunyai hubungan langsung dengan Y :
K/Y =k  atau  ΔK/ΔY=k  atau  ΔK =kΔY

ü  S=I  maka
 sY =kΔY atau ΔY/Y = s/k (ruas kiri merupakan tingkat perubahan/pertumbuhan GDP)
tingkat pertumbuhan GDP ditentukan oleh rasio tabungan yang berbanding positif dan rasio modal-output yang berbanding negative.

·                  Kendala dan batasan
Hambatan utama dalam kemajuan pembangunan adalah terbatasnya peluang pembentukan modal-modal baru, terutama di negara miskin. Tetapi hal itu dapat di atasi dengan bantuan/pinjaman luar negeri.

·                  Syarat perlu vs syarat cukup : berbagai kritik terhadap model tahapan pertumbuhan
Gagasan-gagasan dalam teori tahapan pertumbuhan tersebut tidak selalu belaku. Alasannya adalah tabungan dan investasi yang lebih banyak tidak lagi menjadi syarat perlu bagi pertumbuhan ekoonomi. Dalam kenyataannya tabungan dan investasi belum menjadi syarat cukup untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Misalkan seperti bantuan Marshall Plan berhasil membuat bangsa-bangsa eropa bangkit pasca perang dunia 2. Itu karena bangsa-bangsa eropa yang menerima bantuan tersebut sanggup memenuhi syarat structural, institusional, dan sikap-sikap yang diperlukan. Tetapi teori ini belum bisa atau gagal mengatasi masalah pembangunan di negara dunia ketiga karena ktidaksiapan dan ketidaksanggupan mereka dalam membangun negarannya.

Teori Perubahan Struktural
Teori perubahan struktural berfokus pada mekanisme yang mengubah struktur ekonomi domestik mereka dari penekanan pada subsisten pertanian yang tradisional ke yang lebih modern. Dua contoh yang representatif terkenal dari pendekatan perubahan struktural adalah "surplus tenaga kerja dua sektor" model teoritis W. Arthur Lewis dan "pola pembangunan" yang merupakan analisis empiris Hollis B. Chenery dan rekannya
Fokus utama dari model ini adalah pada kedua proses transfer pegawai dan peningkatan output dan kesempatan kerja di sektor modern
Lewis membuat dua asumsi tentang sektor tradisional.
Pertama, ada kelebihan tenaga kerja dalam arti bahwa MPLA adalah nol, dan semua pekerja pedesaan memiliki output yang sama sehingga upah riil pedesaan akan di rata rata, bukan berdasar pada produk marjinal tenaga kerja (seperti yang akan menjadi kasus dalam modern sektor). Meskipun model pembangunan dua sektor Lewis sederhana dan secara kasar mencerminkan pengalaman sejarah pertumbuhan ekonomi di barat, empat asumsi utamanya tidak sesuai dengan realitas kelembagaan dan ekonomi sebagian besar negara berkembang kontemporer. Pertama, model ini secara implisit mengasumsikan bahwa laju transfer tenaga kerja dan penciptaan lapangan kerja di sektor modern sebanding dengan akumulasi sektor modal tingkat modern. Semakin cepat laju akumulasi modal, semakin tinggi tingkat pertumbuhan sektor modern dan lebih cepat tingkat penciptaan lapangan kerja baru. Asumsi model Lewis yang dipertanyakan kedua adalah gagasan kerja surplus di daerah pedesaan sementara kerja penuh di daerah perkotaan. Sebagian besar penelitian kontemporer menunjukkan bahwa ada sedikit sekali tenaga kerja di lokasi pedesaan. Asumsi yang diragukan selanjutnya adalah gagasan tentang pasar tenaga kerja sektor modern yang kompetitif yang menjamin keberadaan lanjutan dari upah di perkotaan riil konstan sampai ke titik di mana pasokan kerja surplus pedesaan habis
Seperti model Lewis sebelumnya, pola analisis perkembangan perubahan struktural berfokus pada proses sekuensial seperti melalui struktur ekonomi, industri, dan kelembagaan ekonomi terbelakang berubah dari waktu ke waktu untuk memungkinkan industri-industri baru untuk menggantikan pertanian tradisional sebagai mesin pertumbuhan ekonomi. Empiris analis struktural-perubahan menekankan baik domestik dan internasional kendala nasional pengembangan. Yang domestik termasuk ekonomi
kendala ukuran serta kendala institusional seperti kebijakan pemerintah
dan tujuan. Analisis empiris perubahan struktural menekankan pada dua kendala terhadap pembangunan yaitu domestik dan internasional. Yang domestik meliputi kendala ekonomi seperti ketersediaan sumber daya suatu negara dan penduduknya serta kendala kelembagaan seperti kebijakan dan tujuan pemerintah. Kendala Internasional tentang pembangunan meliputi akses ke modal eksternal, teknologi, dan perdagangan internasional.
Selama tahun 1970-an, model ketergantungan internasional memperoleh peningkatan dukungan, terutama di kalangan intelektual negara berkembang, sebagai akibat dari meningkatnya kekecewaan baik dari tahapan dan model perubahan struktural. Ajaran besar pertama, yang kita sebut model ketergantungan neokolonial, adalah hasil langsung dari pemikiran Marxis. Ini menunjukkan keberadaan dan kelanjutan dari keterbelakangan terutama untuk evolusi historis sistem kapitalis internasional yang sangat tidak merata antara negara miskin-negara kaya. Pendekatan ketergantungan internasional kedua dan sedikit tidak radikal, yang kita sebut model paradigma palsu, menunjukkan keterbelakangan dan saran tidak pantas, bias, dan etnosentris internasional penasihat "ahli" dari lembaga bantuan negara dan organisasi penyumbang multinasional. Para ahli ini dikatakan menawarkan model yang kompleks tapi akhirnya menyesatkan pembangunan yang sering menyebabkan kebijakan yang tidak tepat atau salah. Implisit dalam teori perubahan struktural dan eksplisit dalam teori ketergantungan internasional adalah gagasan tentang dunia ganda masyarakat, dari negara-negara kaya dan negara-negara miskin dan, di negara-negara berkembang, kantong kekayaan dalam wilayah yang luas dari kemiskinan. Dualisme adalah konsep dibahas secara luas di bidang ekonomi pembangunan. Ini mewakili keberadaan dan ketekunan divergensi besar dan bahkan meningkat antara negara kaya dan miskin dan orang-orang kaya dan miskin pada berbagai tingkatan. Secara khusus, meskipun penelitian terus dilakukan, konsep tradisional dualisme menghasilkan empat argumen kunci
1. Kumpulan kondisi yang berbeda, yang beberapa "superior" dan yang lain "inferior", dapat hidup berdampingan dalam ruang tertentu.
2. Koeksistensi ini bersifat menahun dan tidak hanya transisi
3. Tidak hanya tingkat superioritas dan inferioritas gagal menunjukkan tanda-tanda berkurang, tetapi mereka bahkan memiliki kecenderungan inheren untuk meningkatkan
4. Saling keterkaitan antara unsur-unsur superior dan inferior, bahwa keberadaan unsur superior tidak sedikit atau tidak ada untuk menarik elemen rendah, apalagi "menetes ke bawah"
Apapun perbedaan ideologi mereka, para pendukung ketergantungan neokolonial, paradigma palsu, dan model dualisme menolak penekanan eksklusif pada teori ekonomi neoklasik tradisional yang dirancang untuk mempercepat pertumbuhan PDB sebagai indeks utama pembangunan. Teori Ketergantungan memiliki dua kelemahan utama. Pertama, meskipun mereka menawarkan penjelasan menarik tentang mengapa banyak negara miskin tetap terbelakang, mereka memberikan wawasan tentang bagaimana negara-negara memulai dan mempertahankan pembangunan. Kedua dan mungkin lebih penting, pengalaman ekonomi aktual negara-negara berkembang yang telah mengejar kampanye revolusioner nasionalisasi industri dan produksi yang dikelola negara kebanyakan adalah negatif.



Kontrarevolusi Neoklasik: Fundalisme Pasar
Pendekatan Pasar Bebas, Pilihan Publik dan Pendekatan Ramah-Pasar
Bagi negara maju, kontrarevolusi neoklasik merupakan aliran kebijakan makroekonomi yang lebih mementingkan sisi penawaran,teori ekspektasi nasional dan gelombang-gelombang swastanisasi perusahaan-perusahaan milik negara. Bagi negara berkembang, kontrarevolusi berarti pasar lebih bebas dai campur tangan pemerintah dalam perekonomian nasional seperti kepemilikan perusahaan, perencanaan secara statis atas perekonomian nasional dan regulasi pemerintah terhadap aneka kegiatan ekonomi. Menurut para tokoh kontrarevolusi neoklasik, campur tangan pemerintah yang berlebihan dalam kegiatan ekonomi menyebabkan penurunan laju pertumbuhan ekonomi dan menghendaki adanya pasar bebas (free market) dimana naik atau turunnya harga barang maupun jasa bergantung pada permintaan dan penawaran di pasar, campur tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi dibatasi.
Analisis Pasar Bebas (Freemarket Analysis) menyatakan bahwa pasar-pasar itu sendiri sudah dan selalu efisien. Pasar produk memberikan sinyal terbaik tentang investasi apa dan kegiatan apa yang layak dikerjakan untuk menciptakan keuntungan. Pasar tenaga kerja mampu memberi respons tepat terhadap perkembangan di sektor-sektor industri penyerap tenaga kerja, produsen tahu apa dan bagaimana memproduksi agar efisien, harga-harga produk dan faktor input mencerminkan kelangkaan suatu barang, jasa dan sumber daya.
Teori Pilihan Publik (Public Choice Theory) dikenal juga pendekatan ekonomi politik baru (new political economy approach), menyatakan bahwa apa yang dilakukan pemerintah dalam urusan ekonomi selalu salah. Warga negara memanfaatkan pengaruh politik untuk mendesak pejabat pemerintah atau politisi guna mengabulkan tuntutan mereka. Banyak pihak yang mencari keuntungan cepat misalnya dengan membuat kebijakan pemerintah sedemikian rupa agar memberinya keuntungan dan membatasi akses pihak lain terhadap sumber daya penting.
Pendekatan ramah terhadap pasar (Market Friendly Approach) mengakui adanya berbagai kelemahan atau ketidaksempurnaan pasar (pasar produk maupun pasar faktor) di negara dunia ketiga seperti keterbatasan dan ketidaksmpurnaan informasi, eksternalitas dalam pembinaan keahlian/ketrampilan kerja dan pemerintah perlu menjalankan peran aktif dalam memfasilitasi operasi pasar. Contoh membangun fasilitas pelayanan kesehatan, mengembangkan lembaga pendidikan, melakukan investasi pada infrastruktur fisik dan sosial.
Teori Pertumbuhan Neoklasik Tradisional
Landasan lain dari argumen pasar bebas neoklasik adalah pernyataan bahwa liberalisasi (pembukaan) pasar nasional menarik tambahan negeri dan investasi asing dan akan meningkatkan tingkat akumulasi modal.
Model pertumbuhan neoklasik Solow merupakan pengembangan dari formulasi Harrord Domar dengan menambah faktor kedua yaitu tenaga kerja, serta memperkenalkan variabel independen ketiga yaitu teknologi. Kalau Harrord Domar mengasumsikan skala hasil tetap (constant return to scale) dengan koefisien baku, Solow berpegang pada konsep skala hasil yang terus berkurang (diminishing return) dari input tenaga kerja dan modla jika keduanya dianalisis terpisah. Jika bersamaan, Solow memakai skala hasil tetap.
Memakai fungsi produk agregat standar:
Y= Kɑ(AL)1-ɑ
Y= produk domestik bruto,, K = persediaan modal (yang mungkin termasuk sumber daya manusia serta modal fisik), L = tenaga kerja, dan A = produktivitas tenaga kerja, yang tumbuh pada tingkat eksogen.
Menurut teori pertumbuhan neoklasik tradisional, hasil pertumbuhan output bersumber dari satu atau lebih dari tiga faktor: peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja (melalui pertumbuhan penduduk dan pendidikan), peningkatan modal (melalui tabungan dan investasi), dan penyempurnaan teknologi.
Ekonomi tertutup (closed economy) yakni tidak menjalin hubungan dengan pihak luar yang tingkat tabungannya rendah (hal-hal lain dianggap sama/cateris paribus) dalam jangka pendek pasti akan mengalami kemajuan lebih lambat dibandingkan dengan yang memiliki tingkat tabungan yang tinggi.
Ekonomi terbuka (open ceremony) orang-orang ysng mengadakan hubunga perdagangan, investasi asing, dan lain-lain dengan pihak luar akan mengalami kenaikan pendapatan per kapita karena arus modal mengalir deras dari negara kaya ke miskin. Di negara berkembang cenderung membatasi hal ini sehingga pemerintah dikatakan sebagai penghambat pertumbuhan.
Teori-teori Pembangunan Klasik: Usaha Mempertemukan Berbagai Perbedaan
Model pertumbuhan tahapan linear menekankan pentingnya tabungan dan investasi (modal fisik dan modal manusia) dalam mmbina pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Model perubahan struktural dua sektor rumusan Lewis, mengedepankan pentingnya upaya-upaya untuk menganalisis keterkaitan tertentu yang terdapat di antar sektor pertanian tradisional dengan sektor industri modern.
 

0 komentar:

Posting Komentar