Selasa, 31 Maret 2015



Introducing economic development: A Global Perspective
Oleh:
REFIKA TIARA
11/311430/EK/18233
Ekonomika Pembangunan 1
Matriks Summary Chapter 1-5

Apa
Chapter ini membahas tentang apa itu pembangunan dan pertumbuhan. Pembangunan adalah suatu proses yang direncanakan untuk tercapainya kesejahteraan. Pertumbuhan merupakan hasil dari pembangunan. Setiap pembangunan menghasilkan pertumbuhan.

Kenapa
Agar semua orang mencapai kesejahteraannya.
Bagaimana
Pembangunan adalah suatu proses untuk tercapainya kesejahteraan. Orang yang sejahtera adalah yang dapat memenuhi semua kebutuhan primer. Indikator kesejahteraan ialah happiness. Happiness dapat dicapai dengan melakukan produksi, distribusi dan konsumsi. Produksi dilakukan seseorang untuk kemudian dapat didistribusikan menjadi pendapatan, dan pendapatan dibelanjakan menjadi konsumsi.
Contoh kasus
Seorang penjahit memproduksi pakaian untuk dikonsumsi (digunakan) sendiri, kemudian didistribusikan (dijual), dari proses distribusi penjahit tersebut mendapatkan pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk membeli kebutuhan dasar seperti pangan dan papan. Dengan melakukan produksi dan distribusi, penjahit tersebut dapat memenuhi kebutuhan lainnya yang artinya penjahit tersebut mencapai kesejahteraannya.
2.      Comparative Economic Development
Apa
Chapter ini membahas karakteristik negara-negara yang membangun dari awal (zaman tradisional) sampai akhir (zaman modern).
Kenapa
Agar tercapai pembangunan di suatu negara untuk menyejahterakan masyarakatnya.
Bagaimana
Untuk mencapai negara yang modern (maju), harus ada hubungan positif antara faktor-faktor produksi (input) untuk menghasilkan output tertentu. Faktor-faktor produksi berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, dan modal.
Contoh  Kasus
Petani memproduksi padi dengan faktor produksi: sumber daya alam (tanah/lahan), sumber daya manusia (pekerja), dan model. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dia sendiri (mengkonsumsi) dan melakukan distribusi (menyuplai) beras kepada orang lain (memenuhgi kebutuhan dasar orang lain) yang dapat dijadikan pendapatan bagi si petani. Pendapatan tersebut dapat dibelanjakan untuk kebutuhan lain berupa pangan (makanan lauk pauk dsb), sandang (pakaian), dan papan (tempat tinggal)
3.      Classic Theory of Economic Growth and Development
Apa
Chapter ini membahas cara untuk mencapai kesejahteraan dari proses pembangunan (chapter 1 dan chapter 2). Cara yang pertama adalah cara klasik (dasar).
Kenapa
Pembangunan yang sukses tidak dapat secara otomatis terjadi perlu adanya teori sebagai alat/cara untuk menyukseskan pembangunan. Kesejahteraan yang menjadi tujuan pembangunan dapat dicapai melalui cara-cara/teori untuk mengorganisasikan upaya kita untuk menyukseskan pembangunan tersebut.
Bagaimana
Tahap-tahap yang harus dilewati negara yang membangun
1.      Teori Tahapan Linear                
a.    Tahap-tahap pertumbuhan Rostow
Masyarakat tradisional → penyusunan kerangka dasar tinggal landas → tinggal landas → kematangan ekonomi → konsumsi tingkat tinggi
b.  Model pertumbuhan Harrod-Domar
Model pertumbuhan ini membahas mengenai pentingnya investasi untuk memacu perekonomian suatu negara.
2.      Teori Perubahan Struktural
Transformasi struktur perekonomian berbasisi sektor pertanian tradisional ke sektor industri yang lebih modern
3.      International Independency
Model ketergantungan internasional memandang negara-negara Dunia Ketiga sebagai korban kekakuan kelembagaan, politik, dan ekonomi baik skala domestik maupun internasional. Mereka terjebak dalam ketergantungan (dependence) dan dominasi (dominance) negara-negara kaya.
Kemiskinan di negara-negara Dunia Ketiga dikaitkan dengan keberadaan dan kebijakan kelompok negara-negara industri kapitalis.

4.      False Paradigma
Keterbelakangan negara-negara Dunia Ketiga akibat dari tidak tepatnya saran yang diberikan oleh pakar internasional. Para pembuat kebijakan yang pada umumnya mendapat latihan dan didikan dari negara-negara maju, menerapkan konsep-konsep asing dan model-model teoritis yang tidak cocok dan tidak relevan untuk diterapkan di daerahnya.

5.      Mekanisma Pasar
Keterbelakangan negara-negara berkembang bersumber dari buruknya keseluruhan alokasi sumberdaya yang selama ini bertumpu pada kebijakan-kebijakan pengaturan harga yang tidak tepat dan adanya campur tangan pemerintah yang tidak tepat, serta adanya campur tangan pemerintah yang berlebihan.

Contoh Kasus
Masyarakat Indonesia awalnya merupakan masyarakat subsisten artinya memproduksi kemudian dikonsumsi sendiri tanpa didistribusikan sehingga tidak menghasilkan pendapatan. Seiring berjalannya waktu masyarakat Indonesia mulai menjadi masyarakat modern dengan melakukan distribusi terhadap apa yang ia produksi, dengan distribusi ini akan menghasilkan pendapatan yang dapat dibelanjakan untuk kebutuhan lainnya. Hal ini bertujuan untuk mencapai kesejahteraan dengan terpenuhinya semua kebutuhan dasar.

4.      Contemporary Models of Development and Underdevelompment
Apa
Teori pertumbuhan baru yang muncul setelah kegagalan teori klasik dalam menyukseskan pembangunan.  Chapter ini membahas tahapan/cara yang dilakukan untuk mencapai kesejahteraan dalam pembangunan.
Kenapa
Pembangunan tidak otomatis terjadi, namun memerlukan upaya sistematis. Dengan adanya teori-teori ini dapat mengorganisasikan upaya kita untuk menyukseskan pembangunan. Model kontemporer muncul akibat adanya kekurangan/kegagalan teori klasik sebelumnya dalam menyukseskan pembangunan.
Bagaimana
Tahap-tahap model kontemporer:
1. Multiple Equilibria
Ekuilibrium jamak  (multiple equilibria) adalah kondisi yang menunjukkan adanya lebih dari satu ekuilibirium. Tahap ini menjelaskan bagaimana orang-orang mencapai titik equilibrium tertentu. Orang-orang yang melakukan produksi, distribusi dan konsumsi terus-menerus dalam jumlah yang besar (kerja keras) akan mencapai equilibrium tertinggi. Sedangkan orang-orang yang tidak bekerja keras artinya tidak melakukan produksi, distribusi akan berada di titik equilibrium rendah dan mengalami underdevelopment trap yaitu kondisi ekonomi pada  pertumbuhan rendah, atau sekelompok warganya terperangkap pada kemiskinan ekstrim. Adanya hal ini, intervensi pemerintah yang mendalam (deep intervension) diperlukan untuk menggerakkan perekonomian kearah equilibrium yang lebih baik.
2. The Big Push
Big Push adalah kebijakan (intervensi) pemerintah yang dilakukan pemerintah pada saat perekokonomian mengalami gangguan sehingga kebijakan (push) tersebut dapat memperbaiki kondisi perekonomian.
3. Teori O-Ring
Komponen-komponen produksi merupakan hal yang penting agar pembangunan yang menyejahterakan dapat tercapai.
4. Teori growth diagnostics HRV (Hausmann-Rodrik-Velasco)
Mendorong investasi yang efisien dan menyebarkan gairah kewirausahaan memainkan peran penting dalam mengakselerasi dan meningkatkan pembangunan secara luas.
Contoh Kasus
Pada kasus perusahaan, manajer disuatu perusahaan memberikan dorongan berupa insentif pada pekerjanya sehingga pekerjanya tersebut lebih efektif dalam melakukan produksi, kuantitas yang dihasilkan bertambah. Sama halnya dengan pertumbuhan yang harus dipacu dengan investasi.
5.      Proverty, Inequality, and Development
Apa
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (pembangunan yang gagal) → tidak tercapai kesejahteraannya.
Ketimpangan adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat hidup sejahtera dengan terpenuhinya semua kebutuhan dari kebutuhan primer sampai kebutuhan tersier, dan orang lain tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (tidak sejahtera). Ketimpangan juga dapat diartikan sebagai keadaan dimana harapan tidak sesuai dengan kenyataan (unhappy).
Sedangkan arti pembangunan adalah proses terencana untuk mencapai kesejahteraan (semua orang happy). Dengan adanya kemiskinan atau ketimpangan berarti pembangunan secara menyeluruh tidak tercapai.
Kenapa
Adanya ketimpangan tidak meratanya distribusi pendapatan. Kemiskinan terjadi bisa karena seseorang memiliki keterbatasan dalam melakukan produksi, distribusi sehingga pendapatan yang dihasilkan tidak sesuai harapan atau tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya.
Bagaimana
1.                  Size distributions (quintiles, deciles)
Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah penghasilan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga. Cara mendapatkan penghasilan itu tidak dipermasalahkan. Oleh karena itu para ekonom cenderung mengurutkan semua individu berdasarkan pendapatan yang diterimanya, lantas membagi total populasi kedalam beberapa nkelompok atau ukuran. Biasanya populasi dibagi menjadi 5 kelompok atau kuantil dan 10 kelompok atau desil.
2.                  Lorenz curves
Indeks gini seringkali ditampilkan bersamaan dengan kurva Lorenz, yang menggambarkan hubungan antara pangsa kumulatif pendapatan dan penduduk. G adalah indeks gini yang diturunkan dari kurva Lorenz dengan cara membagi daerah yang dibatasi oleh garis diagonal dan kurva Lorenz dengan total daerah pada segitiga yang lebih rendah
3.                  Gini coefficients and aggregate measures of inequality
Dari semua pengukur ketimpangan, indeks gini adalah yang paling sering dipakai sebagai indikator ketimpangan. Salah satu yang menarik dari indeks gini ialah pendekatannya yang sangat langsung terhadap ukuran ketidakmerataan, memuat perbedaan di antara setiap pasangan pendapatan, yang sejauh ini merupakan ukuran ketidakmerataan ekonomi yang paling populer. Pada kenyataannya, pasangan-pasangan yang diobservasi yang dipakai dalam penghitungan Indeks gini digunakan untuk menghasilkan Kurva Lorenz. Hal ini dilakukan dengan mem-plot pasangan pangsa (kumulatif) pendapatan dan penduduk dalam sebuah kotak.
Nilai dari indeks gini berkisar antara 0 sampai 1. Nilai 0 menunjukkan bahwa seluruh pendapatan terbagi secara merata terhadap seluruh unit masyarakat (perfect equality), sedang nilai 1 berarti seluruh pendapatan hanya dimiliki oleh satu orang atau satu unit saja pada keseluruhan distribusi (perfect inequality).  Ketimpangan yang rendah mempunyai nilai indeks gini sebesar 0,4 atau di bawahnya. Ketimpangan yang tinggi apabila mempunyai indeks gini di atas 0,4 dalam distribusinya.
4.                  Functional distributions
Ukuran ini berfokus pada bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing faktor produksi. Relevansi teori fungsional kurang tajam, karena tidak memperhitungkan peranan dan pengaruh kekuatan diluar pasar.

Contoh kasus
Orang desa yang miskin memiliki keterbatasan dalam melakukan produksi misalnya tidak mempunyai modal yang besar, kemudian orang desa tersebut tidak dapat melakukan produksi dalam jumlah yang banyak dan menghasilkan output yang sedikit, sehingga pendapatan yang dihasilkan tidak banyak dan orang tersebut tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya (tidak sejahtera). Sedangkan orang kota yang kaya dapat melakukan produksi secara besar dengan faktor-faktor produksi yang cukup, sehingga output yang dihasilkan berlimpah. Oleh karena itu, orang kaya cendurung akan lebih kaya lagi dan orang miskin akan tetap miskin dengan keterbatasan faktor produksi yang ia miliki. Ketimpangan di Indonesia saat ini cenderung tinggi dengan koefisien gini sebesar 0,41. Untuk itu diperlukan intervensi pemerintah agar pembangunan yang merata dapat tercapai.


0 komentar:

Posting Komentar